Rabu, 01 Mei 2019

KUPLUK CAK NUN




Waktu pagi telah menjelang siang. Aku sedang bercengkrama via telepon dengan orang yang sangat aku cintai dan tak lain dia adalah istriku, orang tercantik nomer dua setelah....ibuku๐Ÿ˜‚.  

Saat itu hari minggu, kebetulan istriku sedang masuk kerja dan aku berada dirumah karena libur. Dalam suasana liburan, sambil relax aku iseng buka-buka HP untuk menjelajah dunia maya. hingga pada akhirnya pencarianku berhenti pada sosok yang aku kagumi dan tak lain adalah Cak Nun. Dimana dalam gambar tersebut Cak Nun sedang mengenakan sebuah kupluk / peci / kopiyah khas Maiyah ( sebutan bagi jamaah beliau ) dengan warna merah diatas dan putih di samping / bagian bawahnya. 

Lalu aku mencoba browsing di internet untuk mencari dimana lokasi / toko yang menjual kupluk tersebut. sampai akhirnya aku temukan alamat yang menjual kupluk tersebut. Dan ternyata lokasinya relatif dekat dengan tempat kerja istriku. kemudian aku mencoba menghubungi istriku, barangkali tahu lokasi yang aku maksud.

" Hallo...., Assalamuaikum Mama? " Sapaku kepada istriku dengan sebutan Mama. Mama adalah panggilan mesra yang kami sepakati, diambil dari nama asli istriku yakni Gimah atau lengkapnya Sugimah, sedangkan aku biasa dipanggil Papa yang diambil dari nama asliku yakni Paijo ๐Ÿ˜…. 

" Walaikum salam, Papa !. " Balas istriku dari seberang sana. 

" Mama,  tahu jalan Sehati ?. "

" Maaf... Mama ndak tahu!, tapi sebentar tak tanyakan ke teman-teman. Teleponnya jangan ditutup dulu telponnya ya?. . "

" Oke Mama, "


Beberapa detik kemudian.....................


" Maaf Pa, teman-teman Mama nggak ada yang tahu. Kalau boleh tahu ada apa to? "

" Ndak apa-apa, Papa cuma pingin nyari peci seperti yang biasa dipakai Cak Nun, di internet lokasi ada di jalan Sehati kavling G nomor 4 Yogyakarta, kayaknya lokasinya dekat situ"

" Oalah... kalau begitu Papa kesini saja, sekalian jemput mama pulang kerja. Nanti biar Mama wis yang nemenin Papa cari kupluknya bagaimana?."  Kata istriku dengan sedikit manja dan seolah memberi solusi padahal sepertinya ada modus yang terselip ๐Ÿ˜œ.



Aku tak langsung meng-iya-kan, karena aku merasa heran, tersanjung dan hampir tak percaya atas penawaran tersebut. Bagimana tidak, biasanya istriku termasuk bojo galak seperti lagunya Via Valen dan Nella Kharisma tapi kok tiba-tiba jadi konco mesra๐Ÿ˜‚. 



" Maaf Ma, Nggak jadi saja."

" Lho kenapa?." Kata istriku dengan nada tanya.

" Sebab kalau Papa beli kupluknya sama Mama, rasa-rasanya nggak bakal sampai tujuan malah nglayap kemana-mana dan nggak pulang-pulang๐Ÿ˜‚. Maaf ya Ma, Papa sayang Mama, suer ✌"


Terpaksa Aku harus berkata seperti itu, meskipun sebenarnya Aku sangat senang bisa jalan-jalan berdua bersama istri menelusuri sepanjang jalan kenangan, tapi..... jangan ah.


****

Sepulang bekerja, istriku bertanya padaku, mengapa tadi kok nggak mau dianterin cari kupluk. Aku hanya menjawab dengan senyuman. Dan seperti biasanya, istriku sangat tahu alasannya mengapa aku tak mau dianterin cari kupluk, karena biaya nglayap-nya seperti mampir beli bakso, soto, pisang krispi, terang mbulan jauh lebih mahal dari harga kupluknya๐Ÿ˜‚.     

Eee... enggak ding, cuman nggak kuat aja, alias nggak kuat mbayari ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚ 






" Selamat menyongsong bulan suci Ramadhan tahun, mohon maaf lahir bathin dan semoga kita termasuk hambanya yang bertakwa. Amin ya robbal a'lamin..."