Selasa, 17 September 2019

mas HR



Sore di awal September 1997 :

Sore itu aku dapat telepon ari kantor pusat yang berada di kota Surabaya. Aku masih ingat betul, hari itu adalah hari Sabtu tanggal 6 September. Segera  kakiku bergegas menuju front office untuk menerima telepon tersebut. 

" Hallo " Kataku membukan pembicaraan
" Hallo Dang, awakmu sesuk budhal nang Bandung kan? " Terdengar suara dari seberang sana
" Iya Mas HR, Insyaallah " Begitu aku atau teman-teman lainnya biasa menyebut nama beliau dengan inisial, sedangkan nama beliau adalah Harianxx. Saat itu beliau menjabat sebagai manajer laboratorium ditempat aku bekerja.
" Oke!, iki ngene... aku titip arek wedhok nang awakmu " 
" Maksudnya bagaimana mas? " 
" Ngene, Arek wedhok iki wis wayahe mbalik nang Jogja, wis lulus trianning, teko awal memang disiapno gawe Jogja " 
" Terus? " 
" Lha, sak durunge kerjo nang Jogja, arek iki ditugasno disik nang Bandung karo awakmu!, mbantu MCU nang kono"
" Siapa mas, kalau boleh tahu siapa namanya ? "
" Jenenge Elxxxna, aku titip lho!. karo ojok mbok 'gejesi' yo?, awakmu iku kabeh wong wedhok mbok 'gejesi', hahaha... "
" Oo... iya mas.."

Bagiku wanita yang dimaksud oleh mas HR bukanlah nama yang asing bagiku. sebab aku sudah mengenalnya sejak bekerja di Surabaya duhulu karena kadang-kadang kami ketemu di kantor pusat atau jika ada kegiatan MCU diluar kantor.

" Temen lho ? "
" Iya mas! "
" Lha dino Jumat wingi, arek wedhok iki wis perjalanan pulang, omahe Solo. Rencanane dino Sabtu iki arek iki ape mampir ke kantor Jogja trus sesuk e budhal bareng karo awakmu nang Bandung numpak sepur".  
" Iya mas! "
" Ojok lali pesenku lho, aku titip karo ojok mbok 'gejesi' ae arek iku! hahaha"
" Iya mas ! "

Bersamaan dengan selesainya pembicaraan itu, aku melihat dikursi ruang tunggu kantorku ada seorang wanita yang baru datang kemudian berbincang-bincang dengan salah satu teman sekantorku. Dan saat itu pula aku sadar bahwa itulah wanita yang dimaksud oleh mas HR dalam perbincangan telepon baru saja.
Aku hanya melihatnya sekilas wanita tersebut dan selanjutnya aku langsung pulang ke kost untuk persiapan besok pagi bersama teman-teman kantor ke Tawangmangu - Solo naik mobil kantor Isuzu Phanter putih milik kantor.

***
Minggu malamnya, kami berdua ke bandung naik kereta api -- mutiara selatan-- semua berjalan biasa saja, mengingat akau dan wanitu itu meskipun kenal namun hanya sebatas kenal saja. Sesampai di Bandung pada pagi harinya kami dijemput oleh sopir dan langsung menuju kantor.

Selama di Bandung, aku tinggal bersama keluarga pimpinan cabang Bandung yakni Bapak Bamxxxx . Sedangkan wanita tersebut tingal di mess putri yang lokasinya masih satu jalur ke rumah Bapak Bamxxx dikawasan Vila Bukit Mas.

Hubunganku dengan keluarga Bapak Bamxxxx sangat baik dan berkesan hingga kini, pun jika kami bertemu, masih suka cerita masa-masa sewaktu tinggal bersama beliau. Maklum aku begitu akrab dengan semua keluarag beliau, termasuk kedua putra beliau yang saat itu masih kelas satu SD dan juga pembantunya.

Aku tugas di Bandung kurang lebih 2 minggu. Selama di Bandung aku ikut tim MCU keluar ke beberapa kota di Jawa Barat. Sebelum aku balik ke Jogja, aku dan Bapak Bamxxxx juga teman-teman kantor Bandung menyempatkan diri menghadiri pernikahan mbak Anixx -- salah satu teman dikantor Jogja -- ke Kota Bogor.

Singkat cerita, aku pulang duluan ke Jogja. Sedangkan temanku Elxxxna masih bertugas di Bandung. Aku ke Stasiun kereta api diantar oleh Bapak Bamxxxx dengan terlebih dahulu sempat makan malam di warung sate Madura terkenal di kota Bandung yang berlokasi sekitar jalan RE Martadinata dekat taman Pramuka.

***

Singkat cerita, pada akhirnya wanita tersebut menjadi istriku. Bagaimana ceritanya aku menjalin kisah asmara dengan wanita tersebut? -- insyaallah -- akan aku tulis dalam kesempatan lainnya. Yang jelas hubunganku dengan wanita tersebut, selama di Bandung menurutku biasa saja, tidak ada yang istimewah apalagi hubungan spesial, sekali tidak!.

Dan... Sebetulnya ada kisah yang tersisa dari cerita diatas, yakni kadang-kadang jika istriku ingat runtutan perisiwa itu ia berkata, " Aku lek eling biyen kae atiku loro!. Mosok kabeh uwong sing teko nang Jogja podho sampeyan pethuk / dijemput trus diterno neng kantor utowo kos-kosane, giliran aku po'o mbalik nang Jogja teko Bandung di cueki, gak direken, gak di pethuk cah-cah....". Mendengar perkataan istriku, aku mek mesem thok sambil mbatin 'belum tau dia ceritanya' 😂,  Jaman semono kae kuwi aku pas jeru-jerune, tapi gak popo tambarno karo tak nggo latihan, paling nggak wes tau. Tau jeru - jare Denny Caknan, pencipta lagu Kartonyono medot janji.

Maafkan aku yo dik.. 😢😢😢😁😀😂😃