Selasa, 26 November 2019

SAINGAN

Hasil gambar untuk saingan dapetin cewek emang 1 orang, tapi lo berhadapan dengan juaranya
...dan juaranya itu "AKU"... ๐Ÿ˜‚

Siang sepulang kunjungan dari rumah sakit sebagai seorang marketing, aku langsung menuju ruang kerjaku untuk membuat laporan harian. Setelah selesai, aku sempatkan untuk istrihat sebentar sambil melakukan aktifitas ringan, hanya sekedar untuk melepas penat. Kebetulan saat itu, diruang kerjaku tidak ada orang, padahal biasanya entah satu atau dua orang selalu ada orang, mengingat ruang kerjaku saat itu bergabung dengan bagian keuangan.

Setelah dirasa cukup, ditambah tidak ada orang diruangan, maka aku berinisitif untuk main ke bagian Radiologi, tepatnya di ruang baca rontgen / USG. Ruang itu sendiri berada di bagian depan sebelah selatan gedung tempat aku bekerja.

Setelah salam dan masuk ke dalam ruangan tersebut, aku melihat dua orang temanku yang berprofesi sebagai radiografer sedang melakukan aktifitas berupa menyiapkan hasil pasien USG. Kedua teman radiograferku itu,  satu seorang cowok bernama Septian Hadi  dan seorang cewek bernama Yatique atau biasa dipanggi Berbie Kumalasari – kejauhan ya dari Yatique ke Berbie ?. hahaha... --  .

Melihat hal tersebut, aku nimbrung sambil membantu ‘ngguntingin’ hasil USG agar bisa di masukkan kedalam ‘semacam’ album hasil USG yang nantinya akan diberikan kepada pesien. Saat itu suasana begitu cair, akrab dan rilex ala jawa timuran, maklum kami semua memang berasal dari sana, yakni Surabaya, Jombang dan Gresik.

Disela-sela keakraban kami diruang tersebut, datanglah seorang kawan cowok yang berprofesi sebagai analis medis bernama Septian Dwi Cahyono. Ia datang tanpa salam dan duduk dikursi yang berada agak jauh di belakang kami, dan tidak terlibat dalam obrolan kami alias datang hanya diam. Ada hal unik tentang nama kedua temanku ini, yang satu bernama Septian Hadi dan satunya lagi bernama Septian Dwi.

Setelah selesai membantu hasil USG, akupun berinisiatif untuk kembali ke ruanganku. Begitu berdiri dan balik badan, aku melihat kawanku yang analis ini hanya diam saja dipojokan ruangan USG. Dengan maksud untuk mencairkan suasana dan dengan guyonan khas ‘wetanan’ aku pun berkata : 
Ayo... podho-podho jenenge Septian, siapa yang bisa mendapatkan dik Yatique ? . Septian Hadi atau Septian Dwi?. Hehehe...” Kataku memulai candaan.
Tanpa aku duga, ternyata sambil berdiri, tiba-tiba kawanku yang bernama Septian Dwi, berkata dengan nada emosional dan gak jelas,  “ Saingan yo saingan. @$h&4#8% 7%$#)*9.... “. 

Dalam hati aku berkata, saingan karo sopo?, sing di perebutkan sopo?. Setelah berkata-kata yang sulit aku pahami, sang kawan ini lalu keluar ruangan, dan sepertinya memendam sesuatu. Pada saat itu pula, antara Aku, Septian Hadi dan Yatique hanya bengong dan saling pandang, menggambarkan bagimana respon kami yang kebingungan tentang apa yang baru terjadi. Dan setelah itu kami semua tertawa geli.

*****

Sepulang kerja, aku dikamar kost masih kepikiran tentang kata-kata ‘saingan’ yang diucapkan kawanku Septian Dwi tadi siang. Dan aku menerka-nerka jangan-jangan ini ada hubungannya dengan dik Mia – alias Sumiati -- seorang wanita yang pernah aku ‘tembak’ namun ia menolak.

Memang, konon selepas kisahku dengan dik Mia berhenti di tengah jalan. Nampaknya dik Mia mulai 'gabut', dan momen tersebut 'dimanfaatkan' oleh  kawanku Septian Dwi ini mencoba ‘mendekati’ dik Mia, Septian Dwi ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Dia lebih iyes dibanding Aku, yakni dengan merebut hati dik Mia karena dia merasa cowok paling ganteng No.1 sak Kelurahan Ndiwek.

Lalu, dengan gaya bak play boy KW12 dia mulai mendekati dik Mia. Namun Septian Dwi lupa, meskipun Dia cowok No. 1 se-kelurahan, tetapi ( kata ibukku ) aku adalah cowok paling ganteng No.1 sak Asia Tenggara๐Ÿ˜‚. Maka, harusnya Septian Dwi bisa bercermin, bahwa aku saja cowok yang paling ganteng No.1 sak Asia Tenggara wae ditolak, opo maneh sing kelas e mek tingkat kelurahan, iso-iso malah di idoni. juh!.

Benar saja, dalam proses PDKT ternyata tidak berjalan mulus, 'daya tolak' dik Mia terhadap Septian Dwi sangat besar, kalau toh dik Mia terkesan 'terbuka' untuk Septian Dwi, itu ( konon katanya ) hanya bersifat insidentil, semata-mata hanya sekedar ‘memanas-manasi aku', agar aku kembali merebut hati dik Mia, itu tok!.

Dalam perjalanan ceritanya, 'ada hal lain' yang mungkin membuat  Septian Dwi terluka,  meskipun luka itu tak berdarah. Ya.. luka yang tidak bisa diterima oleh Septian Dwi ( baca Tragedi Minggu Pagi ). Makanya ketika tak guyoni perihal persaingan untuk merebutkan Yatique, Septian Dwi tampak begitu emosional.

*****

Kembali pada kata 'Saingan'. Aku akhirnya berpikir, lha kalau mau saingan, maka saingan sama siapa? Sama Aku ? lha bukane wong sak kantor wis ngerti kabeh lek dik Mia sudah jelas-jelas menolakku ?. lha lapo aku saingan untuk merebutkan seseorang yang jelas-jelas gak gelem karo aku!. Cinta itu tak boleh dipaksakan karena itu nggak keren!. Apalagi saat itu aku sudah jalan dengan wanita lain yang sekarang telah jadi istriku. Maaf, Anda saja yang tidak tahu!. 

O ya, bukannya Septian Dwi sudah punya 'calon' yang begitu di agung-agungkan? seorang gadis pujaan hati yang berdomisili di Jembrana - Bali?. Apalagi Septian Dwi pernah cerita neng kamar kosku sambil menunjukkan photo kemesraan dengan 'calonnya'. bahwa bagaimana 'indahnya' sang 'calon' dan 'buruknya' dik Mia. Lha kok sekarang malah ngajak saingan mendapatkan dik Mia. Anda sehat ????





# maaf tidak menerima translete๐Ÿ˜ƒ

































Senin, 25 November 2019

GEDE ROSO


Hasil gambar untuk gede roso

Kudu piye maneh anggonku mbuktikke
Tresno iki tulus ra mung nggo dolanan
Wes tak perjuangke nganti bingung kudu piye
Pengenku mung siji nyenengke atimu

Opo kurang percoyo
Opo kurang bukti
Kabeh wes tak lakoni
Kudune kowe ngerteni

Gede roso tresno iki tulus kanggo sliramu
Yo mung ono kowe neng atiku
Nanging loro yen roso sayangku mbok sio sio
Wani sumpah tresnaku mung kanggo kowe


Link Video :