Jumat, 24 Januari 2020

CERITA SUBUH




“ Mas bangun!. Jadi nggak ikut kajian subuh di masjis Al Aman? ”

Terdengar suara istriku membangunkan aku pagi ini. Aku melihat jam didinding menunjukkan pukul 02.50 WIB. Dengan mata masih mengantuk, aku kuatkan untuk bangun dan menuju kamar anakku untuk membangunkannya. Aku teringat beberapa hari yang lalu anakku mengajakku untuk ikut kajian subuh di masjid Al Aman – Sidoarum dekat kampungku, karena anakku ingin sekali mengikuti kajian subuh yang diisi oleh syaik Ali jaber seorang mubaligh ternama yang sering tampil di televisi Indonesia yang berasal dari Madinah, Arab Saudi.

Setelah membangunkan anakku, aku langsung menuju meja makan, dimana di setiap pagi dan setiap bangun pagi, selalu tersedia segelas kopi hangat, namun pagi ini belum tersedia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab pagi ini aku bangunan masih terlalu pagi dan di tambah semalam istriku merasakan kurang enak badan, bahkan semalam istriku sempat minta dibelikan obat flu dan tentunya juga bakmie godok, hehehe...

Terlintas dipikiranku untuk membuat kopi sendiri, namun ternyata istriku dengan kondisi masih belum fit, bangun dan membuatkan segelas kopi untukku, alhamdulillah.

Akhirnya, pada pukul 03.10 WIB aku dan anakku berangkat ke TKP. Setelah memarkir kendaraan, kami langsung masuk kedalam masjid Al Aman, saat itu waktu menunjukkan pukul 03.15 WIB. Didalam masjid belum banyak jamaah yang hadir, lalu kami sholat tahiyatul masjid dan lanjut sholat tahajud.

Selesai sholat tahajud, waktu menunjukkan pukul 03.50 WIB. Lalu ada seorang takmir masjid naik ke mimbar dan mengumumkan bahwa ada berita duka / lelalu, untuk itu setelah sholat subuh jamaah di mohon untuk mensholatkannya. Takmir tersebut juga menginformasikan bahwa yang meninggal adalah almarhum bapak Beni Santosa yang merupakan jamaah aktif masjid Al Aman yang tinggal di perumahan Grand Villa Century. Sedangkan wakaf beliau yang terakhir adalah mewakafkan perbaikan seluruh pintu masjid.

Pada pukul 04.05 WIB, Jenazah almarhum di bawa masuk ke dalam masjid dan disemayamkan di bagian depan sisi selatan, kemudian di pasang sekat / tabir. 

Melihat hal itu, rasanya ada rasa ‘iri’ di hati ini terhadap jenazah yang di gotong beramai-ramai memasuki masjid. Betapa hati ini tidak ‘iri’ pada jenazah itu, yang pertama, beliau meninggal di hari jumat,
 
ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه الله تعالى فتنة القبر 
“ Tidaklah seorang Muslim mati di hari atau malam Jumat, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur.” (HR. al-Tirmidzi ). 

kedua, almarhum di sholatkan banyak orang dan bukan hanya di sholatkan oleh jamaah masjid Al Aman saja namun juga dari luar daerah yang hadir dalam acara tersebut. 

مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ, فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلًا, لَا يُشْرِكُونَ بِاَللَّهِ شَيْئًا, إِلَّا شَفَّعَهُمْ اَللَّهُ فِيهِ -- رَوَاهُ مُسْلِمٌ 
“Tidak ada seorang laki-laki yang meninggal dunia kemudian empat puluh orang laki-laki yang sama sekali tidak menyekutukan Allah swt menyalati jenazahnya kecuali Allah akan menerima permintaan syafaat mereka untuknya” (H.R. Muslim ) 

dan ( mungkin ) nanti sholat jenazah akan di Imami oleh seorang Syaik. Sungguh hati ini ini begitu ‘iri’ pada almarhum hingga air matapun tak kuasa membasahi kedua mata ini. Karena mana mungkin Aku yang penuh dosa ini bisa meninggal dalam kondisi seperti beliau yang insyaallah khusnul khotimah. lalu dalam suasana seperti itu aku memohon dalam hati kepada NYA , “ Ya Allah, Ampunilah dosa-dosaku, terimalah amal ibadahku dan kelak matikanlah aku dalam kondisi khusnul khotimah. Aamiin “.

Tepat pukul 04.15 WIB azan Subuh berkumandang, lalu pada 04.25 WIB terdengat suara iqomah. Namun sebelum iqomah, sang tamir mengulang informasi yang sama seperti sebelumnya, mengingat informasi yang pertama, jamaah yang hadir belum sebanyak jamaah subuh ketika akan dimulai.

Sholat Subuh pun dimulai, Imam sholat dipimpin langsung oleh Syeh Ali Jaber. Jika mendengar bacaan sang imam, rasanya seperti sholat di Masjidil Haram atau di Masjid Nabawi  karena begitu merdu, khusuk dan hikmat. Dan ada yang bikin merinding, yakni  sang Imam Subuh tenyata membaca surat Al Baqarah ayat 153 -157 yang bunyinya dan artinya seperti ini :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اسۡتَعِيۡنُوۡا بِالصَّبۡرِ وَالصَّلٰوةِ ؕ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيۡنَ
153. Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.
وَلَا تَقُوۡلُوۡا لِمَنۡ يُّقۡتَلُ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ اَمۡوَاتٌ ؕ بَلۡ اَحۡيَآءٌ وَّلٰـكِنۡ لَّا تَشۡعُرُوۡنَ
154. Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.
1.     

وَلَـنَبۡلُوَنَّكُمۡ بِشَىۡءٍ مِّنَ الۡخَـوۡفِ وَالۡجُـوۡعِ وَنَقۡصٍ مِّنَ الۡاَمۡوَالِ وَالۡاَنۡفُسِ وَالثَّمَرٰتِؕ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيۡنَۙ
155. Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,
الَّذِيۡنَ اِذَآ اَصَابَتۡهُمۡ مُّصِيۡبَةٌ  ۙ قَالُوۡٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّـآ اِلَيۡهِ رٰجِعُوۡنَؕ
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
اُولٰٓٮِٕكَ عَلَيۡهِمۡ صَلَوٰتٌ مِّنۡ رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةٌ‌ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُهۡتَدُوۡنَ
157. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

D    
Bahkan sang imam membaca ayat 156 sampai diulang dua kali, maka air matapun kembali membasahi mata ini. Secara naluri kembali muncul rasa ‘iri’, seperti terselip sebuah nasehat kepada yang masih hidup.

Setelah selesai sholat Subuh, kembali takmir naik ke mimbar dan menginformasikan, bahwa acara berikutnya adalah sholat jenazah dan dilanjutkan pembagian tempat duduk jamaah pengajian. Dimana nantinya jamaah pria ada di sisi utara dan jamaah wanita disisi selatan, yang dipisah oleh sebuah sekat.

Sholat jenazah pun segera dimulai, aku berada di shaf ke dua. Dan untuk yang ketiga kalinya aku betul-betul aku di buat ‘iri’ karena tenyata yang mengimami dan yang memimpin doa untuk jenazah tersebut adalah syaik Ali Jaber ( aku jadi teringat sebuah kisah tentang seseorang yang wafatnya disholati oleh ulama ) , bahkan aku sempat melihat, setelah selesai sholat jenazah, sang syaik pun ikut mengangkat keranda bersama-sama  jamaah lainnya untuk dibawa keluar masjid. Sementara akau hanya bisa mendoakan dan sekedar memegang kain berwarna hijau dengan tulisan لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللّٰهِ yang juga berfungsi sebagai penutup keranda itu. 

****
Secara umum, yang dapat aku ambil dari tausiah beliau adalah pertama betapa pentingnya kita mempelajari Al Quran karena disitu terdapat sangat banyak sekali kebaikan dan disamping itu Al Quran adalah sebuah mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT yang bukan hanya kepada Nabi Muhammad SAW saja namun juga kepada seluruh umat muslim. Yang kedua, perbanyaklah membaca Sholawat karena sholawat bisa memberikan kemudahaan disaat kita sedang mengahadapi suatu masalah, tentu selain sholawat bisa memberikan syafaat di yaumul hisab ( hari perhitungan ).

Sayangnya, sampai saat ini masih belum ada video kajian tersebut di youtube.