Kamis, 02 Juni 2022

Buya SYAFII MAARIF " Berpulang "

  

Prof. Dr , KH Ahmad Syafii Maarif

Pagi itu, Jumat 27 Mei 2022 lewat teman sekantor, Aku menerima kabar bahwa seorang Bapak Bangsa yang juga merupakan tokoh Muhammadiyah yakni  Prof. Dr , KH Ahmad Syafii Maarif atau yang lebih akrab disebut dengan Buya Syafii Maarif telah meninggal dunia di Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya, rencanya beliau akan di semayamkan dan sholatkan di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta sebelum dimakamkan di Pemakaman Khusnul Khotimah Kabupaten Kulon Progro. 

Sekira pukul 12.30 WIB, Aku berangkat ke Masjid Gedhe Kauman dengan niat untuk sholat Jumat sekaligus ikut sholat Jenazah untuk almarhum Buya Syafii. Sesampai di masjid Gedhe, aku langsung memarkirkan kendaraanku dan segera memasuki area masjid. Begitu masuk area masjid, aku menyaksikan sudah sangat banyak jamaah yang hadir dan hampir memenuhi semua shaf yang ada. Sebenarnya, saat melihat situasi itu, didalam hati ada sedikit kekawatiran nantinya tidak akan kebagian shaf sholat, namun dengan bermodal bismillah dan niat baik aku tetap yakin insyaallah Gusti paringi kemudahan. 

Aku terus melangkahkan kakiku menuju sisi utara masjid untuk mengambil air wudhu. Setelah berwudhu langsung menuju ruang utama masjid dengan melalui serambi masjid terlebih dahulu. Sesampai di pintu masuk ruang utama masjid, aku melihat semua shaf telah terisi oleh jamaah. Akhirnya, dengan sedikit terpaksa, aku hanya bisa duduk persis dipintu ruang utama masjid yang hanya muat untuk dua jamaah, itupun pada saat tahiyat akhir sholat tahiyatul masjid posisi jari-jari kaki kananku menggantung di lantai karena keterbatasan tempat.

Dalam khutbah Jumat tersebut, wasiat yang diberikan oleh sang khotib ada tiga hal. Yang pertama teruslah beribadah, yang kedua teruslah berbuat baik dan yang ketiga teruslah belajar. Lalu sang khotib 'menyambungkan' khutbah beliau dengan apa yang telah dilakukan selama hidupnya oleh jenazah yang ada disamping utara mimbar sang khotib dan tiada lain beliau adalah almarhum Profesor, Dr, KH Ahmad Syafii Maarif.  

Setelah selesai khutbah yang dilanjutkan dengan sholat Jumat, alhamdulillah aku sempat maju empat shaf dari tempat dudukku semula. Dan seusai sholat jumat yang dilanjutkan dengan sholat jenazah. alhamdulillah lagi berhasil merangsek maju depan hingga akhirnya aku berada di shaf ke empat. 

Selesai sholat jenazah, para jamaah tidak langsung pulang, namun masih berkumpul di sekitar jenazah almarhum. Dalam kesempatan tersebut, dari sisi kiri tempatku berdiri, hadir Gubernur Jawa Tengah Bapak Ganjar Pranowo dengan gayanya yang menggunakan masker merah putih dengan lengan kanan beliau yang masih di balut kain / perban elastis pasca jatuh saat sepedaan beberapa waktu lalu. Sepertinya Beliau ikut sholat jenazah satu 'kloter' denganku namun posisinya berada agak belakang karena kemungkinan beliau baru datang dari Semarang. Dalam kesempatan itu, Pak Ganjar ( demikian beliau akrab dipanggil ) berkesempatan menyalami putra Almarhum yang pertama yakni Muhammad Hafiz untuk mengucapkan bela sungkawa. Tentu ada juga beberapa tokoh yang datang saat itu, namun belum banyak karena masih ada waktu, mengingat rencananya  Almarhun Buya Syafii akan dimakan selepas sholat Ashar.

Dalam kesempatan tersebut, ada momen yang sangat berarti bagiku. yakni saat aku  melihat jenazah Buya Syafii, dalam hati aku berharap bisa memegang jasad untuk terakhir kalinya seperti orang-orang yang ada di dekat jenazah almarhum saat itu. Dan pada saat Pak Ganjar begeser ke tempat lain dan menjauh dari jenazah untuk wawancara dengan pers. Aku mengamati kerumunan orang mulai 'mereda', lalu sambil terus bersholawat aku berjalan mundur dan keluar dari kumpulan tempat aku sholat jenazah tadi, aku mlipir melewati samping mimbar sisi selatan lalu ke sisi barat mimbar dan akhirnya aku berhasil mendekat ke 'ring satu' dan dengan bismillah dan alhamdulillah aku bisa memegang jasad Beliau meski hanya pada bagian kaki beliau saja. Momen tersebut secara tidak sengaja terekam dan disiarkan oleh Trans TV / CNN Indonesia dalam program berita. Momen tersebut bisa dilihat pada detik ke 14 sampai detik ke 24 dengan mengklik tautan ini. 



Selamat Jalan Buya...



# salam dari Nahdliyin kulon kali mbedhog Sleman untuk Muhammdiyah