Jumat, 02 September 2022

TEKO PLASTIK WARNA HIJAU

Teko Pemanas Plastik Warna Hijau 

Seperti biasa, sore selepas kerja aku langsung pulang kembali ke tempat kost-ku dengan berjalan kaki. Karena kebetulan jarak kos dengan kerjaku hanya sekitar 200 meteran saja. 

Setelah sampai tempat kost, sore itu aku langsung menuju tempat jemuran untuk mengambil pakaian yang berada di lantai dua.  Selanjutnya aku kembali menuruni anak tangga menuju ke lantai dasar dan masuk ke dalam kamar kostku. Sesampai di dalam kamar, aku ganti baju santai sambil nyantai sore menikmati lagu-lagu indonesia hits melalui radio. 

Kemudian lanjut menyetrika pakaian yang tadi aku ambil dari jemuran. Seperti biasa pula, posisi menyetrikaku selalu didekat pintu kamar agar terdapat sirkulasi udara yang membikin badan tidak terlalu gerah / panas. Disamping itu, jika ada tamu / teman yang datang bisa langsung terlihat.

Ditengah-tengah proses menyetrika itu, rupanya ada teman kantor yang datang dengan senyum khasnya sambil membawa teko air minum plastik warna hijau . Temanku ini bernama Dayanto, sebuah nama yang diambil dari bahasa inggris yakni Day yang berarti hari dan Yanto yang merupakan nama kebanyakkan anak laki-laki di Jawa yang memiliki makna baik. Secara usia temanku ini usianya jauh lebih muda dibanding denganku, bahkan aku sering memanggilnya dengan sebutan Le ( bocah / anak kecil laki-laki, Jawa ).

“ Assalamualaikum ?”

“ Walaikum salam. Ayo masuk! “ Jawabku

Sejurus kemudian, temanku ini masuk kedalam kamar kostku lalu meletakkan teko air minum plastik warna hijau itu dan langsung rebahan di tempat tidurku yang berada di belakang posisiku menyetrika.

“ Dari mana e, kok bawa teko ?” Tanyaku

“ Dari tempat kostnya mbak Diana, Mas  ”

“ Kok bisa teko-mu ada disana. Bagaimana ceritanya? “ Tanyaku lagi sambil terus menyetrika pakaian

“ Di pinjam mas, buat menyeduh teh hijau. Katanya minum teh hijau bisa membikin badan tidak gampang gendut. Mbak Diana itu lucu ya mas? Takut kok takut gendut,  hi hi hi…. “

Mendengar perkataan teman ini aku hanya tersenyum sambil terus khusuk menyetrika pakaian yang memang menumpuk banyak. Setelah dialog itu, untuk beberapa saat tidak lagi dialog diantara kami berdua. Aku berpikir mungkin temanku ini sudah ketiduran di tempat tidurku. Akupun terus melanjutkan setrikaanku. Namun beberapa saat kemudian tiba-tiba temanku ini berkata lagi.

“ Mas, Mbak Viana itu suka sama sampeyan loh mas “

Mendengar hal itu, aku hanya tersenyum, karena tanpa seorangpun tahu, termasuk temanku ini sebenarnya aku telah menjalin hubungan serius dengan Viana. Memang sengaja hubunganku dengan Viana tidak pernah aku proklamirkan secara terbuka cukup dijalani dengan Bismillah. 

“ Ya ndak papa. Setiap orang boleh-boleh saja suka sama orang lain dan itu tidak dilarang termasuk jika Viana benar-benar suka dengan diriku “ Kataku singkat

 “ Tapi…. “

 “ Tapi apa? “ Kataku balik bertanya sambil terus menyetrika baju

 “ Tapi... mbak Diana itu suka sama sampeyan, Mas ! ”

Mendengar itu secara spontan aktivitas menyetrikaku langsung terhenti,  tanganku seakan tak bisa digerakkan untuk menyerika pakaian, hatiku ambyar hancur berkeping-keping, benci dan rasa yang dulu pernah ada bercampur aduk tak karuan - berantakan !.  

Rasanya saat itu ingin sekali aku berkata, " Ini tidak adil, Prekethek ... Gombal..." 😡 

Dengan menahan emosi yang masih bergemuruh di dalam hati, aku segera mengakhiri aktivitas menyetrika baju itu. Aku bangkit dari tempat menyetrika pakaian dengan berusaha tegar, lalu  meraih baju ganti, handuk dan peralatan mandi untuk beranjak menuju kamar mandi. 

Di kamar mandi itulah aku bisa mengguyur seluruh tubuhku dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan sepuas-puasnya tanpa kuatir ada seorang pun yang tahu bahwa air mata ini jatuh bersama guyuran air mandi itu.


 

 

 

 b e r s a m b u n g . . . . .