Senin, 01 Mei 2023

RAPUH

 

Kularut luruh dalam keheningan hatimu
Jatuh bersama derasnya tetes air mata
Kaubenamkan wajahmu yang berteduhkan duka
Melagukan kepedihan di dalam jiwamu
Tak pernah terpikirkan olehku
Untuk tinggalkan engkau seperti ini
Tak terbayangkan jika ku beranjak pergi
Betapa hancur dan harunya hidupmu
Sebenarnya ku tak ingin berada di sini
Di tempat jauh yang sepi memisahkan kita
Ku berharap semuanya pasti akan berbeda
Meski tak mungkin menumbuhkan jiwa itu lagi
Dan tak pernah terpikirkan olehku
Untuk tinggalkan engkau seperti ini
Tak terbayangkan jika ku beranjak pergi
Betapa hancur dan harunya hidupmu
Aku tak mengerti
Apa yang mungkin terjadi
Sepenuh hatiku
Aku tak mengerti


by : PADI - Rapuh


Minggu pagi itu aku bersama teman-temanku yang tergabung dalam tim peduli sesama menuju ke bagian barat kota Jogja. Tim peduli sesama adalah sebuah tim yang dibentuk oleh perusahaan dimana aku bekerja yang bertujuan untuk bhakti sosial / baksos dalam membantu sesama berupa pengobatan gratis meliputi pemeriksaan dokter dan pemberian obat-obatan.

Adapun tujuan baksos kali ini, kami akan memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat yang berada di dusun Kangenan yang berada di wilayah kabupaten Kulon Progo DIY. Kenapa dusun Kangenan? karena kebetulan kepala dusun tersebut adalah teman pimpinanku semasa kuliah dahulu. 

Sedangkan secara pribadi, meskipun aku belum pernah ke dusun Kangenan namun nama dusun itu tidak terlalu asing ditelingaku. Karena di dusun itulah orang yang pernah ada dihatiku tinggal dan berumah tangga bersama lelaki idamannya. Laki-laki sukses dan berprestasi dan sekaligus sebagai kepala dusun didusun itu. Dibilang sukses karena berhasil menjadi suplier kelapa muda dan daun muda / janur ๐Ÿ˜‰untuk wilayah jawa bagian selatan. Serta  dibilang berprestasi karena dapat piala dari kementerian pertanian atas keberhasilanya mengawinkan kelapa dan ubi jalar menjadi varitas baru yang dibernama gethuk ๐Ÿ˜€.

***

Kami berangkat sekitar lima belas orang dengan menggunakan dua buah kendaraan roda empat yakni sebuah mobil Kijang dan Xenia. Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang cukup indah khas perbukitan. Adapun waktu tempuh menuju lokasi tersebut sekitar empat puluh lima menit perjalanan. 

Setelah tiba dilokasi, kami langsung diarahkan ke serambi masjid yang lokasinya persis berada di sebelah rumah kepala dusun. Ditempat itulah  kami mulai setting tempat dan peralatan yang diperlukan. Semua anggota tim peduli sosial tampak begitu semangat menyiapkan segala sesuatunya termasuk aku. 

Acarapun dimulai dengan kata sambutan kepala dusun dan dilanjutkan dengan aktifitas pengobatan gratis. Masyarakat pun menyambutnya dengan antusias termasuk anak-anak. Memang dalam kegiatan tersebut selain pengobatan gratis kami juga membagikan balon yang diberikan kepada anak-anak agar mau terlibat dalam kegiatan tersebut.

Ketika kegiatan pengobatan gratis hampir selesai. Aku berinisitif untuk bergabung bersama teman-temanku yang bertugas meniup balon. Adapun lokasinya berada diluar serambi masjid. Sesampai di situ, aku pun duduk dan  ikut membantu meniup balon. 

Namun tanpa sengaja, dari kejauhan aku melihat seorang wanita yang dulu ada dihatiku yang tak lain kini telah menjadi istri kepala dusun itu, duduk dikursi dideretan belakang sendirian dan dengan raut muka yang terlihat rapuh

Itulah momen, dimana untuk pertama kalinya aku melihat wajah itu setelah lebih dari sepuluh tahun aku tak melihatnya. 

***