Selasa, 01 Agustus 2023

G A N T U N G

   

 

Seri lanjutan Rapuh #2




Setelah kegiatan bhakti sosial selesai, oleh kepala dusun kami semua anggota tim peduli sosial di arahkan ke rumah beliau untuk dijamu makan siang. Seperti dalam tulisan sebelumnya, kebetulan rumah kepala dusun berada persis disamping masjid yang telah dijadikan tempat bhakti sosial berupa pengobatan gratis itu.

Kami semua pun akhirnya melangkahkan kaki menuju rumah kepala dusun. Rumah tersebut nampak begitu asri dengan banyaknya tanaman hias seperti Kecup bung, Janda bolong, Lidah mertua, Kumis kucing dan Gelombang cinta yang tentu harganya sangat mahal sekali, bahkan konon kata bapak kepala dusun tanaman hias beliau yang bernama Mahmud atau Mamah muda harganya bisa tembus sampai 3M ( Maribu Maratus Mapuluh ). Wow... maklum horang qaya, saudagar gaees !.😊

Setelah dipersilahkan masuk oleh bapak kepala dusun, kami pun dipersilahkan duduk diruang tamu. Di meja ruang tamu tersebut telah terhidang aneka jajan tradisional seperti lento, ote-ote, jemblem, klanting dan lemet serta minuman teh khas dusun Kangenan, yakni teh Cap Bu Beja ( jawa : Bu Bejo ) singkatan dari bukan dari besi dan baja. Konon teh tubruk ini sangatlah spesial karena teh ini bukanlah teh yang tercipta dari besi dan baja, tetapi teh ini tercipta dari pucuk daun teh pilihan yang mudah remuk dan hancur sehingga dalam pengolahannya dapat menghasil kualitas teh yang sangat istimewa se-istimewa Jogja 😋.

Dalam pertemuan tersebut semuanya berjalan dengan baik penuh keakraban. dan ketika terdengar suara adzan Dhuhur, kami pun break untuk menunaikan sholat dhuhur di masjid yang berada di samping rumah kepala dusun. Saat itu yang bertindak selaku imam sholat adalah bapak kepala dusun yang kebetulan sudah berhaji yang tentu prilakunya sangat terjaga dan patut di teladani, setidaknya kami semua bisa mengambil barokah dari beliau.

Selepas sholat dhuhur, kami kembali ke rumah kepala dusun dan langsung oleh bapak kepala dusun kami dipersilahkan untuk makan siang. Untuk kesekian kali aku di buat tersenyum, ternyata menu makan siang saat itu adalah pecel lele dengan asesorisnya. Hal itu mengingatkanku akan peristiwa lampau ketika dikantorku ada acara 'semacam' syukuran saat aku dan kawanku dilantik menjadi 'semacam' pejabat teras / serambi 😁. Dimana saat itu ( konon ) ada seseorang wanita yang 'mendedikasikan' dirinya kepadaku untuk menyiapkan dan sekaligus membuat sambel spesial untuk acara tersebut. 😋 

Rupanya, disaat kami semua menikmati makan siang, diruang itu terdengar suara alunan musik yang cukup hits di Jamannya. Sebuah lagu yang berjudul G a n t u n g yang dinyanyikan oleh Melly Goeslaw. Lagu ini bercerita tentang 'status hubungan' sepasang kekasih yang di gantung, karena merasa hubungan tersebut tidak jelas, lalu Dia ( tanpa na ) pergi meninggalkan kekasihnya. Entah lagu ini adalah sebuah kebetulan atau sebuah ungkapan perasaan yang ingin diucapkan oleh sang pemutar lagu. Wallahu a'lam bishawab.

****
Dalam perjalanan kembali ke Yogyakarta, kami sempat mampir ke lokasi wisata yang ada di kabupaten Kulonprogo, yakni Waduk Sermo sampai sore hari menjelang maghrib. Hal tersebut bukanlah tanpa alasan, karena selain kami sengaja 'healing' di waduk Sermo juga karena sebelum pulang kami diminta oleh bapak kepala dusun untuk mampir ke rumah makan bakmie goreng dan seafood milik beliau yang ada di daerah Mantup jalan Wonosari yang buka selepas maghrib secara gratis alias cuma-cuma. 

Ketika kami sedikit kesulitan menemukan lokasi rumah makan tersebut, aku pun  menyempatkan untuk menelepon bapak kepala dusun untuk minta ancer-ancer alamat rumah makan tersebut. Dalam komunikasi via telepon tersebut respon bapak kepala dusun sangat baik. Namun, aku sempat sedikit 'gagal fokus' oleh suara dari istri bapak kepala dusun tersebut yang samar terdengar terlibat tidak langsung dalam membantu memberikan ancer-ancer rumah makan tersebut.

Itulah momen, dimana untuk pertama kalinya aku mendengar suara itu setelah lebih dari sepuluh tahun aku tak mendengarnya. 


Depot Setiawan - Jl. Wonosari