Selasa, 27 Agustus 2024

TEMAN

 

Ketemuan karib lama Rudiharto sekeluarga @ Swissbell Jogja 13.07.2024
( di photo Security Hotel )


Sing moto bojone Rudi













































Senin, 01 April 2024

RAMADHAN 2024 ( 2 )


R A P U H
Detik waktu terus berjalan
Berhias gelap dan terang
Suka dan duka, tangis dan tawa
Tergores bagai lukisan
Seribu mimpi, berjuta sepi
Hadir bagai teman sejati
Di antara lelahnya jiwa
Dalam resah dan air mata
Kupersembahkan kepada-Mu
Yang terindah dalam hidupku
Meski 'ku rapuh dalam langkah
Kadang tak setia kepada-Mu
Namun cinta dalam jiwa
Hanyalah pada-Mu

Maafkanlah bila hati
Tak sempurna mencintai-Mu
Dalam dada kuharap hanya
Diri-Mu yang bertahta
Detik waktu terus berlalu
Semua berakhir pada-Mu


Kamis, 01 Februari 2024

SUDAH SELESAI LEBIH DARI 10 TAHUN YANG LALU

 



Medio 2010

Pagi itu setelah mendarat di Bandara Juanda Sidoarjo, aku bersama seorang kawan langsung naik taxi bandara menuju jalan Dharmawangsa - Surabaya karena di situlah kantor pusat tempatku bekerja berada. Adapun keberadaanku di Surabaya saat itu adalah untuk menghadiri rapat pimpinan yang diselenggarakan secara nasional / RAPIMNAS guna membahas  evaluasi kerja, target, strategi dan kendala / tantangan yang akan dihadapi 

Sekitar pukul 07.00 WIB kami telah sampai di kantor pusat dan langsung menuju lantai dua untuk menemui seorang asisten Direktur utama yang sekaligus sebagai ketua panitia acara Rapimnas tersebut. Kedatangan kami disambut sangat baik oleh sang asisten direktur tersebut yang secara kebetulan kami bertiga memang sebelumnya sudah saling kenal akrab. Selanjutnya kami dipersilahkan masuk di ruang Dirut  untuk makan pagi. Dan di salah satu sudut ruangan tersebut telah disedikan makan pagi dengan menu khas Surabaya yakni rawon dan nasi pecel spesial beserta asesorisnya.

Selepas makan pagi, kami keluar ruangan Dirut sambil menunggu pimpanan cabang lainnya untuk berangkat bersama-sama menuju lokasi rapat yang dilaksanakan di salah satu Hotel di kota Surabaya. Sambil menunggu, aku memilih duduk sendirian di sebuah kursi sofa ruang tunggu yang posisinya berada didepan ruang VIP, sedangkan kawanku saat itu entah dimana. 

Tiba-tiba ada seorang wanita yang datang menghampiriku dan langsung duduk disamping kananku dan langsung bersalaman serta memegang hingga memeluk lengan kananku dengan penuh suka ria.

" Yok opo kabare mas?. Aku kuangen temen karo masku iki rek!. Yok opo kabare sampeyan ? "

Wanita itu adalah seorang teman lama semasa kami sama-sama masih dalam satu kantor cabang yang berada di jalan Adityawarman - Surabaya. Pertemanan kami sangat akrab, hal tersebut dimungkinkan karena aku dan wanitu itu sama-sama seumuran. Kami berpisah karena saat itu teman wanitaku ini dipindah tugaskan ke kantor cabang lain yakni cabang Jember - Jawa Timur.

Wanita itu tampak begitu sangat bergembira bertemu dengan aku, maklum kami terpisah cukup lama. Hal itu bisa aku rasakan melalui ekpresi wajah dan gestur tubuhnya serta genggaman tangannya  yang terasa begitu kuat. Belum lagi setiap ada temannya yang lewat selalu diperkenalkan kepada diriku. Sedikit cerita pertemanan aku dan wanita itu ada dalam tulisanku yak berjudul " Dipersimpangan "

" Mas, mas. Aku ape ngomong karo sampeyan. Sampeyan tenang ae, ojok kuatir, aku eroh kabeh. Pokok e sampeyan tenang ae. Wong iku rumah-tanggane gak bahaxxx mas !. bla bla bla "

Mendengar pembicaraan wanitu itu yang begitu bersemangat dengan segala informasi yang dia tahu, aku lebih banyak diam dan tidak tidak terlalu tertarik membicaran hal itu. Namun aku sempat berkata, " Koen iku jare sopo ? " 

" Lha... sampeyan iki yok opo, sampeyan ngerti koncone dewe mbiyen sing jenenge N-&g ? ( nama sengaja disamarkan ðŸ˜‹ ), iku kan koncone kenthel e sing wedok, aku oleh cerito akeh tentang rumah-tanggane wong iku "

Lalu wanita itu kembali melanjutkan pembicaraannya...

" Wong iku gendh... eng mas, temen !. Mosok ngomong nang aku, jare dek e gak seneng karo bojone, urip e gak bahaxxx ! Terus aku dikongkon pegatan karo bojoku, lek wis ngono jare aku ape di rabi. Opo iku gak jenenge  gendh... eng ta? sempel bek e ?. Aku yo ngomong nang dek e lek awakmu gak seneng karo bojomu lha lapo biyen dirabi, trus dek e njawab jare ...........( anggap saja aku lupa apa yang disampaikan oleh wanita tersebut, toh tidak penting ngurusi rumahtanggane orang lain ) "

Karena pembicaraan tersebut semakin seru dan menggebu-gebu. Lalu dengan kedua tangannya wanita itu menarik tangan kananku dengan buru-buru menuju salah satu ruang kerja yang sedang tidak dipakai. Kemudian aku 'dipaksa' duduk di sebuah kursi yang ada. Dan yang aku ingat saat itu adalah, wanita itu sempat akan menutup pintu ruang itu karena ( mungkin ) pembicaraan itu bersifat sangat rahasia, tapi aku cegah agar tidak ada prasangka negatif yang muncul ketika aku dan wanita itu ada dalam satu ruangan. 



Diruangkan itu aku dan wanita itu duduk berdua dan berhadapan berhadapan dengan kedua tanganku dipegang oleh wanitu itu namun tetap terpisahkan oleh sebuah meja kerja yang ada diruang tersebut. Kemudian wanita itu bercerita tentang kehidupan rumah-tangga orang yang ada dalam pembicaraan diatas. 

Namun sebelum pembicaraan itu semakin panjang dan ( sepertinya ) melibatkan aku, maka akupun segera memotong pembicaraan itu

" Sorry... maaf, kisahku dengan dia sudah selesai lebih dari sepuluh tahun yang lalu, tepatnya sejak awal kedatanganku ke Jogja, jadi tolong aku jangan dilibatkan dalam persoalan ini ". 

Mendengar perkataanku itu, pelan-pelan wanita itu mulai melepas genggaman tanganya dari tanganku, kemudian dengan kalimat bijak wanita itu mengalihkan topik pembicaraan.

" Yok opo kabare keluargane sampeyan ? " 

****



Saksi ruang tunggu saat itu :
Lingkaran merah adalah lokasi aku duduk di kursi sofa.
Panah merah adalah ruangan yang saat itu tidak dipakai yang ada dalam kisah diatas.