Sabtu, 02 Juli 2016

KISAH MUDIK MARKONA

      


Seperti tahun-tahun sebelumnya setiap lebaran Markona bersama keluarganya selalu mudik ke kampung halamannya. Perjalanan mudik yang ditempuh Markonah bisa disebut sangatlah panjang, sebab kini Markona bersama keluarganya tinggal di Ibukota Jakarta sedangkan kampung halamannya ada di desa Benjeng ( Baca : mBeunjeng ), Gresik, Jawa Timur. Dalam keadaan normal / bukan lebaran perjalanan Jakarta - Benjeng biasa ditempuh selama 18 jam perjalanan namun bila perjalanan diwaktu lebaran maka waktu tempuh bisa makin lama, bahkan beberapa waktu yang lalu Markona dan keluarga sempat berlebaran dijalan karena terjebak macet dijalan.

Akhirnya Markona tiba dikampung halaman. Ia keluar dari dalam mobil Fortuner warna hitam keluaran terbaru dari Toyota bersama suami dan kedua anaknya yang masih kecil-kecil. Ya saat ini Markona telah dikaruniai seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan yang lucu-lucu dan menggemaskan.  Sedangkan suaminya berasal dari Sampang Madura yang bekerja di pemda DKI dengan jabatan sebagai kepala Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan atau disingkat DIPELUKAN 😁.

"Assalamualaikum..." Ucap Markona sambil mengetuk pintu rumah orang tuanya

"Waalaikum salam.." Terdengan suara jawaban dari dalam rumah

Beberapa saat kemudian pintu rumahpun dibuka oleh perempuan yang sudah cukup berumur. Ya, dia adalah Umi Kaltsum satu-satunya orang tua Markona yang masih hidup sedangkan ayahnya sudah 5 tahun lalu pulang kerahmatullah.

"Ibu aku pulang, Nyuwun agungin samudra pangaksami, Nyuwun pangapunten sedoyo kalepatan kulo sak keluarga"  Ujar Markona sambil mencium dan memeluk sang ibunda

"Iyo Nduk, podo-podo " Balas Ibunya sambil mempersilahkan masuk.

      
***

Tanpa terasa sudah 3 hari Markona mudik dikampung halamannya dan kini ia pun mulai siap-siap pamitan untuk kembali pulang ke Jakarta.

"Ibu, kulo pamit ke Jakarta njih? " Ujar Markona

"Iyo Nduk, ati-ati neng dalan, mugo kabeh diparing sehat selamet sampek omah " Kata ibunya sambil mengelus rambut putrinya itu

"Njih Ibu..." Ucap Markona sura begitu berat dan dengan wajah sedih

"Ngopo Nduk?, Kowe kok kethok e sedih? ono opo nduk?" Sang ibu bertanya


Kali ini Markona tidak menjawab pertanyaan ibundanya, Ia hanya tertunduk! 

"Opo sing dadi pangabotmu?. Sak iki Koe wis duwe opo sing mbok karepke !. Bebojon lan omah-omah yo wis, Omah, mobil lan sak piturute yo duwe. opo maneh?" Kata ibunya dengan nada tanya

"Njih Ibu..." Balas Markona tanpa mampu menatap wajah ibunya. Dan bersamaan dengan itu kedua matanya mulai berliang air mata.

"O, kuwi?... Bojomu?" Tebak Ibunya seolah paham apa yang dirasakan anaknya. lalu Ibunya pun memeluk dan mendekat putrinya itu

"Sabar yo Nduk? Kae yo pilihanmu dewe, Ibu lan bapakmu mung nuruti opo sing di karepke anak-anake. To Biyen Bapak lan Ibumu yo wis ngelingke, iyo toh?" kata ibunya dengan nada sedikit mengingatkan.

"Njih bu, tapi..?" Balas Markona sambil mendekap ibunya

"Wis-wis!. kowe kudu kuat!. Kowe mesti sabar!. Ojo lali istighfar sing okeh marang gusti Allah, syukur-syukur njaluk sepuro karo wong liyan sing mungkin wae dadi gelo mergo tumindakmu sing mungkin wae ora mbok sengojo." Kata ibunya sambil menyeka air mata putri itu.

"Ibu...!, " kata Markona setengah berteriak sambil memeluk erat ibunya seolah tak mau berpisah dengan ibunya seperti teringat disaat masih kecil dahulu.


***

        



















































OST KIAMAT SUDAH DEKAT

Allah,
Aku tidak meragukan kekuasaan-Mu
Ombak di lautan-Mu yang tenang ini bisa seketika Kau buat menjadi gelombang yang besar dan menenggelamkan segala apapun yang mengapung di atasnya, aku tidak meragukan-Mu

Bahkan bila Kau berkehendak . . .
Engkau juga bisa membuat matahari terbit dari barat dan tenggelam di timur, tidak ada yang sulit buat-Mu, Allah.

Jadi apa susahnya melumerkan hati Haji Romli dan menjodohkan aku dengan Sarah?
Please Allah, please..

Aku memang baru belajar agama tapi aku juga hamba-Mu kan?
Hamba-Mu yang juga berhak memohon pertolongan-Mu
Jadi please Allah, aku mohon dengan sangat . . .
Mohon dengan sangat . . .
Mohon dengan sangat . . .
Mohon dengan sangat . . .
Ku mohon dengan sangat . . .

munajatfandytosarah@ost.kiamatsudahdekat


------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ya Allah,
Aku juga tidak pernah meragukan kekuasaanMU
Engkaulah yang menciptakan sungai, gunung, gurun dan lautan
Engkaulah yang menciptakan bumi, bulan, bintang dan matahari
Engkaulah yang menciptakan semua planet-planet di angkasa yang jumlahnya milyaran bahkan trilyunan.
Aku tidak meragukanMU!.

Dan bila Engkau mau....
Engkau bisa hancurkan semua jagad raya dan seisinya
Ya kiamat, maka hancurlah semua...
Itupun tidak ada yang sulit bagiMU

Jadi apa susahnya Engkau ciptakan lagi satu saja orang seperti Dia untukku?
Please Allah, please...

Ya Allah,
Aku sadar, aku banyak dosa
Dan aku tahu dosaku akan menghambat doaku
jadi please Allah, Ampunilah dosa-dosaku 
Ampunilah dosa-dosaku
Ampunilah dosa-dosaku
Ampunilah dosa-dosaku
Agar terkabul Doaku

Ya Allah,
Please, setidaknya ciptakan Dia satu lagi untukku di surga.

Amiin ya robbal a'lamin.



munajatkubenmlebusuargobersamorangorangyangakucintaidansayangi














DIALOG ( Virtual ) DENGAN MALAIKAT

Malam ini, tepat malam 27 Ramadhan 1437 dan seperti biasanya banyak sekali orang - rang yang datang ke masjid untuk Iktikaf dalam rangkah 'berburu' Malam Lailatur Qodar ( Malam seribu bulan ) termasuk aku. Aku masuk kedalam masjid Darussalam yang ada di sekitar kampungku dan akupun duduk pada shaf ke kedua dalam tebaran lampu yang redup. Sejurus kemudian aku mulai larut dalam suasana hening nan syahdu penuh hikma iktikaf. Namun tiba-tiba aku dikagetkan dengan hadirnya sesosok makluk bercahaya putih dan terang namun tidak menyilaukan mata. Siapa dia? jangan-jangan dia adalah sesosok Malaikat? bukankah ciri-ciri malaikat itu adalah bercahaya terang namun tidak menyilaukan mata? mungkin benar!. Berikut dialogku dengan makluk tersebut :

Aku           : " Sampeyan sinten?  " tanyaku dengan rodok dlahom
Malaikat    : " Awakmu pingin tau opo pingin tau banget? "
Aku           : " Yo pingin tau banget..."
Malaikat    : " Mosok ? "
Aku           : " Nggih...."
Malaikat    : " Tenanne ?"
Aku           : " Tenan.... "
Malaikat    : " Serius ? "
Aku           : " Iyo, serius... "
Malaikat    : " Ah Sing bener ? "
Aku           : " Nggih... Kulo serius!"
Malaikat    : " Yo wis Awakmu Tak kek i eruh !"
Aku            : " Jan jane sampeyan sinten? "
Malaikat     : " Aku Malaikat ! "
Aku            : " Mosok? " Aku rodok gak percoyo.
Malaikat     : " Awakmu gak percoyo ?"
Aku            : " Lho ? "
Malaikat     : " Sik gak percoyo ? "
Aku            : " Lha...? "
Malaikat     : " Lha.. lho.. lha.. lho ae awakmu!. percoyo gak? " kata malaikat dgn
                        nada tinggi
Aku            : " Nggih pun kulo percoyo! " kataku dengan rodok kepekso
Malaikat     : " Sip... bagus!."
Aku             : " Ngampunten, sampeyan niku malaikat nopo nggih?
Malaikat     : " Maksudmu?"
Aku             : " Maksud kulo tugas e nopo ? "
Malaikat      : " Tugasku seputar menjawab soal asmara "
Aku             : " Jenenge sampeyan sinten ?"
Malaikat      : " Malaikat Anjasmara "
Aku             : " Hahaha... ojok guyon sampeyan? koyok jenenge artis sinetron ae
                         sampeyan ?"
Malaikat      : " Ojok ngguyu awakmu yo? iki nang mesjid ojok cekakak an!"
Aku             : " Koyok Kartolo ae sampeyan! "
Malaikat      : " Lho mayak arek iki?."
Aku             : " Sory..sory Cak?. ee... Malaikat!. Yok opo critane onok malaikat
                         jenenge koyok artis?"
Malaikat      : " Awakmu ojok mokong yo?."
Aku             : " Kok iso? "
Malaikat      : " Iku ngono singkatkan yo? "
Aku             : " Nopo niku ? "
Malaikat      : " SeputAr meNJAwab Soal asMARA di singkat Anjasmara!. "
Aku              : " Hahaha... gombal mukio ! mbel gedhes !, gak menungso gak moloikat podho
                          wae.. tukang nggombal! "
Malaikat       : " Lho.. cek wani-wanine awakmu ngelokno moloikat?"
Aku              : " Ngapunten.. mboten. cuma lucu mawon!"
Malaikat       : " Wis... aku rene ini ditugasno njawab pertanyaanmu!. opo sing
                          ape mbok takokno? "
Aku              : " Kok ngerti lek kulo wonten pertanyaan? "
Malaikat       : " Aku ini moloikat!. yo mesti ngerti!. tak cucup embun2nanmu
                          kapok koen!"
Aku              : " Ngapunten..."
Malaikat       : " Wis ndang takok o! selak sahur!"
Aku              : " Nggih kulo badhe tanglet..."
Malaikat       : " Yo ... "
Aku              : " Nopo bener Dia niku sanes jodho kulo?
Malaikat       : " Maksudmu? "
Aku              : " Kulo niku tresno tenan, ning kok malah dia niku kawin kaleh
                          tiang lintu?"
Malaikat       : " Maksudmu? " 
Aku              : " Maksud kulo nopo njenengan mboten keliru "
Malaikat       : " Gak.... wis betul!"
Aku              : " Mbok dicek maleh... please!"
Malaikat       : " Gak.. iku wis takdir e dek e? "
Aku              : " Lho kok iso takdir?. sopo ngerti Dia nya pas mendhem
                          ciplukan? "
Malaikat       : " Mendhem gak mendhem pokok e takdire ngono alias gak
                          jodohmu!"
Aku              : " Kok iso? "
Malaikat       : " Pokok e !!"
Aku              : " Mbok dijawab sing ilmiah, mosok moloikat njawab koyok
                          bakul peyek?"
Malaikat       : " Oo.. dengkulmu bundas!"
Aku              : " Mangkane dijawab sing ilmiah... ben gak galau brow? "
Malaikat       : " Ngene.... setiap menungso iku nggowo takdir dewe-dewe
                          dan kabeh takdir kuwi wis kecatet neng Lauh mahfudz,
                          manusia ora ngerti takdire koyok opo ".
Aku              : " Tapi buktine menungso iso ngrubah takdir "
Malaikat       : " Yo iso nganggo 2 macem coro ! "
Aku              : "  Opo kui ?"
Malaikat       : " Nomer siji : Nganggo DUNGO / DOA nang gusti Alloh, karena hanya doa
                          yang bisa merubah takdir seseorang "
Aku              : " Trus ? "
Malaikat       : " Nomer loro nganggo JALAN SYIRIK / DUKUN, yaitu bersekutu dengan setan                                      menggunakan kekuatan selain Allah SWT  untuk memenuhi hawa nafsunya,
                          Misalkan soal kekayaan, pangkat atau jodoh".
Aku              : " Maksudnya ?"
Malaikat       : " Manusia bisa saja 'mendapatkan' kekayaan, pangkat atau jodohnya tapi
                          sampai kapan?. Selama hidupnya? sepertinya kok tidak. Karena banyak orang                                          kehilangan kekayaan, pangkat dan jodohnya sebelum di kembali ke akherat / mati.                                  Dan kalau toh dia mendapatkan seumur hidupnya maka bisa jadi nanti
                          di akhirat tidak akan pernah berjodoh. Apalagi kalau cuma
                          sepenggal hidupnya maka bisa jadi dianya berjodoh
                          denganmu di dunia."
Aku              : " Oo... ngono ta? "
Malaikat       : " Iyo... ikupun lek awakmu gelem!"
Aku              : " Maksud e sampeyan "
Malaikat       : " Ngene lho Cak!. Gusti Allah iku sing nyiptakke matahari
                          dan planet-planet tata surya sing jumlahe trilyunan ato
                          malah gak keitung. Mosok gusti Allah gak iso nyiptakke
                          siji engkas uwong sing koyok mantane sampeyan sing plek
                          utowo lebih sempurna. Mikir!"
Aku              : " Iyo ... yo?.  Carane ?"
Malaikat       : " Sak iki sing penting awakmu dadi wong sing apik, berguna
                          / mangpaat kanggo wong liyo, okeh ngamal sholeh, infaq,
                          sodaqoh sak piturute kanggo sangu neng akherat. Dan mengko
                          lek wis mlebu neng surgo njaluk o sak karepmu!. kabeh oleh!
                          mantanmu kuuuuuabeh juga boleh. dadi ra sah sedih. Gampang to?.
                          sing penting sak iki ngamal sholeh sing okeh kanggo sangu
                          budhal neng akhrerat.".
Aku              : " Kui sing angel, antep, masalah kui... "
Malaikat       : " Ojo kuatir, kabeh masalah kudhu diadepi karo Sabar dan Sholat,
                          wis gek ndang wudhu trus sholat lail kono! "
Aku              : " Nggih malaikat Anjasmara.... nuwun pituturipun !. "

Berlahan cahaya putih yang tadi menyinari mulai pudar dan suana kembali seperti sediakala. Akupun segera bergegas menuju tempat wudhu unutk segera mengerjakan sholat malam / lail. Ku basuh kedua telapak tanganku dengan sebelumnya membaca doa niat wudhu kemudian ku basuh mukaku dengan kedua telapak tanganku dan sungguh berasa rasanya dari wudhu-wudhu biasanya kali ini benar-benar lebih terasa 'basah' dan ternyata itu bukan air wudhu  namun air biasa yang biasa digunakan teman-teman masjid Darussalam untuk membangunkan jamaah iktikaf dengan cara " membasuhkan air ke wajahku. Dan ternyata..... itu tadi hanya mimpi!. ealah .....


memori27ramadhan1437h