Sabtu, 30 September 2017

* BALADA JADAH TEMPE MBAH CARIK

Pagi itu BBM ku berdenting sebagai tanda ada pesan yang masuk. Setelah aku buka disitu muncul pesan dari bos ku untuk berkumpul dikantor pusat sehubungan dengan adanya audit eksternal ISO OHSAS 18001. Audit ini diperuntukkan bagi industri jasa kontruksi yang berfokus pada kesehatan dan keselamatan kerja seperti perusahaan dimana saat ini aku bekerja.

Tepat pukul 06.30 WIB aku berangkat dari rumah, aku pacu kendaraanku kearah timur menuju ke arah kota Yogyakarta. Sebenarnya jarak rumahku dengan kantor pusatku lebih dekat jika dibanding dengan jarak antara rumahku dengan kantor cabang tempat aku bekerja. namun karena banyaknya lampu merah dan adanya kepadatan lalu lintas maka, waktu tempu ke kantor pusat menjadi lebih lama.

Sesampai di kantor, kendaraanku aku parkir di sisi belakang gedung. Aku langkahkan kakiku menuju kegedung yang berlantai dua itu. Sesampai dilantai dua, aku langsung masuk ke ruang meeting, disitu sudah banyak rekan-rekan kerja yang mulai berdatangan. Aku lihat tumpukkan dokumen sedikit 'menggunung' berada ditengah-tengah meja rapat. Nampaknnya semua telah dipersiapkan dengan semestinya, baik perlengkapan rapat seperti LCD Proyektor, white board dll termasuk konsumsi semua sudah siap.

Tepat pukul 07.00 WIB bosku masuk ruangan untuk segera membuka acara rapat. Sedikit cerita bosku ini adalah dulunya teman kuliahku di Fakultas Tehnik Universitas Tugu Muda ( UNTUMU ) Semarang. Namun karena nasib kami berbeda, saat ini dia menjadi bosku sedangkan aku hanya semacam mandor lapangan.

O ya... ada juga sedikit cerita bahwa istrinya bosku ini dulu 'teman sepermainanku' kami pernah jalan bareng, kami pernah ke pantai, gunung juga ke pasar ha ha ha... Hingga 'pertemanan' kami luntur oleh suatu keadaan, suatu ketika tanpa sepengetahuanku 'temanku sepermainanku' ini jatuh sakit, dan biasanya jika pas dia sedang sakit dan aku datang kerumahnya sambil bawa CD lagu yang lagi nge hits maka besoknya pasti sembuh. Namun saat itu aku benar-benar tidak mengetahui kabarnya. Hingga suatu saat aku dapat kabar bahwa kini 'teman sepermainanku' ini telah jadian dan menikah dengan teman kuliahku dulu itu.

Setelah perjalanan waktu cukup lama berputar, aku tahu dari kedua orang tuanya, bahwa pada saat 'teman sepermainanku' ini sakit yang dulu itu, justru teman kuliahku lebih perhatian, dia datang kerumah 'teman sepermainanku' sambil bawa CD lagu yang lagi nge-hits yakni Surat Cinta Untuk Starla dari Virgoun, yang membuat hati 'teman sepermainanku' tersanjung sangad, mungkin itu yang membuatnya kembali sehat dan tambah cant... --gak tak terusno ah, bojone wong liyo kok dibahas. perih bro!-- 

Kembali kecerita suasana rapat...

Pada saat bosku masuk ruang rapat, untuk kesekian kalinya dari beberapa waktu ini aku melihat gelagat yang tidak biasanya, wajahnya seperti diliputi permasalahan. aku sendiri tidak tahu, apakah permasalahan kantor / persiapan audit ISO OHAS 18001 atau ada masalah keluarga, sekali lagi aku tidak tahu dan tak perlu menduga-duga.

Sambil berdiri bosku membuka rapat, baru sekitar sepuluh detik bosku membuka rapat, tiba-tiba teleponnya genggamnya berbunyi, masih dalam kondisi berada ditempatnya bosku menjawab telepon yang masuk, sementara kami perserta rapat hanya memperhatikan saja. Dalam pembicaraan yang terbuka itu sempat terdengar kata-kata dengan lawan bicaranya bosku ini adalah : pramuka, bumi perkemahan, kaliurang dan diantar sopir, tanpa kami tahu apa yang terjadi. Kemudian sambil menutup telepon genggamnya bosku melanjutkan rapat pada pagi itu, tanpa tahu dan tak perlu tahu apa maksud pembicaran bos ditelepon baru saja.

Satu jam berlalu, semua persiapan audit telah selesai, suasana rapatpun bernuansa lebih rilex, hal ini ditandai dengan mulai banyaknya wajah-wajah peserta rapat yang ceria yang diselingi candaan dan nikmatnya makanan ringan pagi itu. Karena aku rasa sudah cukup, maka aku ijin ke bosku untuk pamit kembali ke kantor cabang yang ada disisi utara kota Yogyakarta tepatnya di jalan kaliurang.

Aku memang harus segera kembali ke kantor cabang karena di cabang itupun juga akan dilakukan audit yang sama, sehingga persiapan dicabang itupun harus aku persiapkan dengan baik pula. " Bos, Saya ijin kembali ke kantor cabang." kataku. "Ya" itulah jawaban yang aku harapkan tapi kurang nyaman didengar, kembali hatiku bertanya-tanya, apakah semalam bosku salah makan?, bahkan aku merasakan disitu tersirat ada amarah. tapi aku coba menghibur diri sambil berkata dalam hati "Ah.. mungkin itu hanya perasaanku saja".

Sekitar pukul 08.30 WIB aku sampai dikantor cabang di jalan Kaliurang. Selama sekitar satu jam aku larut dalam rutinitas, namun yang sedikit menyita energi dan perhatian adalah persiapan Audit ISO OHAS 18001. Kepenatanku memaksaku untuk istirahat sebentar. biasanya waktu istirahatku aku habiskan dengan keliling semua ruangan untuk melakukan kontrol setiap aktivitas pekerjaan dan jika ada hal-hal yang perlu diselesaikan segera agar operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Namun saat itu, entah kebetulan atau bagaimana. Disaat melepas kepenatan itu aku sempatkan berdiri ke arah luar gedung hanya sekedar melepas kepenatan dengan memandang lalu lintas yang lewat didepan kantorku. Kebetulan posisi ruanganku berada di lantai dua dan penghadap ke jalan raya sehingga aku bisa melihat dengan jelas kearah luar karena ruanganku dibatasi oleh dinding kaca.

View dari lantai II melihat kearah luar / jalan

Sambil berdiri aku perhatikan satu-persatu setiap kendaraan yang lewat dari dalam ruanganku, sesekali aku perhatikan bagaimana kinerja petugas SATPAM yang bertugas menjaga parkir bisa berjalan dengan semestinya. Hingga tanpa aku sadari, mataku tertuju pada sebuah mobil Alphard warna hitam dari arah utara berhenti tepat didepan kantorku.

Sekejap kemudian nampak dari kejauhan pintu kaca mobil tersebut diturunkan dan nampak sang sopir memanggil satpam kantorku. Dari situ aku baru menyadari bahwa yang aku lihat adalah sopir perusahaanku yang ternyata sedang mengantar istri sibos ke tempat tertentu. Dan aku jadi teringat pembicaraan Bos pada saat menerima telepon diacara rapat tadi. sepertinya jika disambung maka dapat disimpulkan bahwa orang yang di dalam mobil itu adalah sopir perusahaanku yang mengantar istri sibos ke bumi perkemanahan di kawasan Kaliurang.

Bersamaan dengan mendekatinya satpamku ke arah mobil tersebut, nampak kaca mobil belakang dibuka oleh seorang wanita yang ternyata benar istri si bos sambil mengeluarkan bungkusan berupa tas kresek warna putih yang diterima oleh satpam.  Sejurus kemudian, kaca mobil tersebut ditutup kembali dan melanjutkan perjalanan ke arah selatan.

" Pak, ini jadah tempe dari pak sopir kantor pusat, sepertinya pemberian dari bu bos" kata satpamku sambil menunjukkan bungkusan tas kresek warna putih. " Untuk siapa?" tanyaku, " Maaf Pak, saya tidak tahu dan tadi tidak ada pesan ini untuk siapa Pak" jawab satpamku. " Okelah, ditaruh saja di ruang makan, nanti saya tanyakan ke bos. makanan itu tititpan untuk bos atau bagaimana" itu instruksi yang aku berikan pada satpamku. "Siap pak" kata satpamku sambil keluar membawa bungkusan berisi makanan menuju ruang makan.

Tidak lama berselang sekitar lima belas menit. Aku keluar ruanganku menuruni anak tangga menuju lantai satu. Tiba-tiba disitu aku berpapsan dengan bosku, rupanya secara tiba-tiba bosku melakukan sidak dikantor cabang. Kami sempat ngobrol sebentar walaupun aku masih merasakan suasana hati si bos masih belum cerah, masih nampak diliputi permasalan.

Obrolan kami sempat terhenti saat aku dan bosku masuk ke ruang makan dan bosku melihat bungkusan tas kresek warna putih ada diatas meja dan bosku bertanya " Ini apa? dari mana?" kebetulan satpamku yang membawa kresek putih itu masih diruang makan menjawab, " Itu jadah tempe mbah Carik pemberian bu bos, tadi saya yang menerima. selanjutnya bagaimana bos? mohon petunjuk?" mendengar kata-kata itu bos ku tidak menjawab langsung namun justru mengarahkan pandangannya ke arah wajahku dengan tatapan matanya yang memerah penuh amarah mirip salah satu lambang partai politik di Indonesia.

Saat itu aku hanya terdiam dan  bertanya-tanya dalam hati, Apa salahku?, Apakah dipikir jadah tempe dari istrimu itu spesial untukku?. Lho.. Kok?. Ealah... Sejurus kemudian bosku menjawab dengan ketus "Dibagi saja!".




***

Oalah Jum.. Jum... Ngerti enggak sih?, Gara-gara jadah tempe Mbah Carik-mu kabeh malah dadi gak karu-karuan.... tapi selalu ada kata maaf untukmu !.

Ya Allah.... Ampuni dosa-dosaku !!

















Selasa, 05 September 2017

GROJOG-AN SEWU 20 TAHUN LALU

Pagi itu, hari Minggu 7 September 1997 tepat 20 tahun yang lalu. Aku bersama teman-teman kantor main ke taman Wisata Grojogkan Sewu, Tawang Mangu, di kabupaten Karanganyar Jawa tengah. Solo. Tawang mangu adalah lokasi wisata air terjun yang berada dilereng Gunung Lawu dengan ketinggian air terjun 81 meter, Nama Grojogjan sewu ( Seribu air terjun ) konon karena banyaknya air terjun yang jatuh dan menyebar di area air terjun. Di lokasi wisata tawang mangu selain air terjun juga terdapat arena bermain untuk keluarga, termasuk kolam renang. Sementara itu, tawang mangu juga memiliki kuliner yang khas yakni Sate Kelinci. ( kelinci? hik hik hik... )

Kami berangkat dari Jogja sekitar pukul 7 pagi menggunakan kendaraan roda empat yakni Izusu Phanter warna putih yang merupakan mobil inventaris / opersional perusahaan. Pesertanya waktu itu sebanyak sebelas orang, yakni : Aku, Haryanto, Ro'id, Nunuk, Heny, Yayuk / Zarimah, Yenny, Bu Lisa, Eli, Yatik dan satu lagi aku lupa nama & orangnya. Sedangkan Rahma berangkat / nyegat dari rumahnya di Klaten. 

Yang ( masih ) aku ingat waktu itu adalah ada sedikit emosi yang mestinya tidak perlu namun dalm kesempatan ini rasanya perlu aku ungkapkan, toh kejadiannya sudah lama dan biar menjadi 'cerita masa laluku', pertama, saat aku mulai menyalakan mesin kendaraan, seperti biasa aku cek semuanya termasuk kaca spion dan saat aku menyetel kaca spion belakng tampak ada wajah yang 'membuang muka alias mlengos' kata orang jawa. dalam hati aku sempat bergejolak sampai sebegitunyakah diriku hingga harus mencuri-curi pandang? kok sepertinya ndak begitu dech!. Yang kedua adalah ( mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada sdr Eli ) saat itu aku sempat 'mengingatkan' dengan sedikit berteriak kepada sdr Eli untuk duduk di kursi belakang.karena tidak mau duduk di kursi belakang karena Eli adalah peserta yang paling muda dan setidaknya ( menurut aku ) harus lebih menghormati yang lebih senior lah... tapi mungkin aku terkesan leaby ya? tapi bagaimana ya? aku diajari bapak ibuku untuk selalu menghormati orang lain khususnya yang lebih tua dari kita.

Perjalanan telah memasukki kota Klaten tepatnya di daerah Ceper dan disini mulai muncul masalah, yakni ternyata semua orang didalam mobil tidak tahu rumahnya sdr Rahma yang sudah janjian akan ikut rombongan dengan 'mencegat' dari depan rumahnya. akhirnya kami putar balik dan sampailah di depan terminal Penggung, disitu, di utara jalan atau didepan terminal saat itu ada Wartel ( saat itu belum ada HP yo ) dan kami telepon sdr Rahma, kemudian kami diberi ancer-ancer / pathokan rumahnya. dan yang masih aku ingat ( untuk yang ke tiga kalinya ) adalah saat mulai jalan dari wartel tersebut kami semobil sempat nyani bareng lagunya Slank - Foto dalam dompetmu.

Terminal Panggung Klaten, Dulu di pojok-an itu ada wartel.

Perjalanan memasuki daerah Delanggu Klaten, Setelah melewati pasar Delanggu, tibalah kami di pertigaan Pakis, lalu kami belok kanan menuju arah Solo Baru. Kira-kira 10 KM perjalanan, akhirnya kami bisa berjumpah dengan Rahmawati yang saat itu menunggu ( nyegat : Bahasa jawa ) di sekitar tempat tinggalnya yang berada dekat sekali di perbatasan antara Kalten dengan Solo.

Di badug ( semacam pagar yg berfungsi juga sebagai tempat dudk ) ini lokasi 'Cegatan'nya hehehe...


bersambung..............