Selasa, 05 September 2017

GROJOG-AN SEWU 20 TAHUN LALU

Pagi itu, hari Minggu 7 September 1997 tepat 20 tahun yang lalu. Aku bersama teman-teman kantor main ke taman Wisata Grojogkan Sewu, Tawang Mangu, di kabupaten Karanganyar Jawa tengah. Solo. Tawang mangu adalah lokasi wisata air terjun yang berada dilereng Gunung Lawu dengan ketinggian air terjun 81 meter, Nama Grojogjan sewu ( Seribu air terjun ) konon karena banyaknya air terjun yang jatuh dan menyebar di area air terjun. Di lokasi wisata tawang mangu selain air terjun juga terdapat arena bermain untuk keluarga, termasuk kolam renang. Sementara itu, tawang mangu juga memiliki kuliner yang khas yakni Sate Kelinci. ( kelinci? hik hik hik... )

Kami berangkat dari Jogja sekitar pukul 7 pagi menggunakan kendaraan roda empat yakni Izusu Phanter warna putih yang merupakan mobil inventaris / opersional perusahaan. Pesertanya waktu itu sebanyak sebelas orang, yakni : Aku, Haryanto, Ro'id, Nunuk, Heny, Yayuk / Zarimah, Yenny, Bu Lisa, Eli, Yatik dan satu lagi aku lupa nama & orangnya. Sedangkan Rahma berangkat / nyegat dari rumahnya di Klaten. 

Yang ( masih ) aku ingat waktu itu adalah ada sedikit emosi yang mestinya tidak perlu namun dalm kesempatan ini rasanya perlu aku ungkapkan, toh kejadiannya sudah lama dan biar menjadi 'cerita masa laluku', pertama, saat aku mulai menyalakan mesin kendaraan, seperti biasa aku cek semuanya termasuk kaca spion dan saat aku menyetel kaca spion belakng tampak ada wajah yang 'membuang muka alias mlengos' kata orang jawa. dalam hati aku sempat bergejolak sampai sebegitunyakah diriku hingga harus mencuri-curi pandang? kok sepertinya ndak begitu dech!. Yang kedua adalah ( mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada sdr Eli ) saat itu aku sempat 'mengingatkan' dengan sedikit berteriak kepada sdr Eli untuk duduk di kursi belakang.karena tidak mau duduk di kursi belakang karena Eli adalah peserta yang paling muda dan setidaknya ( menurut aku ) harus lebih menghormati yang lebih senior lah... tapi mungkin aku terkesan leaby ya? tapi bagaimana ya? aku diajari bapak ibuku untuk selalu menghormati orang lain khususnya yang lebih tua dari kita.

Perjalanan telah memasukki kota Klaten tepatnya di daerah Ceper dan disini mulai muncul masalah, yakni ternyata semua orang didalam mobil tidak tahu rumahnya sdr Rahma yang sudah janjian akan ikut rombongan dengan 'mencegat' dari depan rumahnya. akhirnya kami putar balik dan sampailah di depan terminal Penggung, disitu, di utara jalan atau didepan terminal saat itu ada Wartel ( saat itu belum ada HP yo ) dan kami telepon sdr Rahma, kemudian kami diberi ancer-ancer / pathokan rumahnya. dan yang masih aku ingat ( untuk yang ke tiga kalinya ) adalah saat mulai jalan dari wartel tersebut kami semobil sempat nyani bareng lagunya Slank - Foto dalam dompetmu.

Terminal Panggung Klaten, Dulu di pojok-an itu ada wartel.

Perjalanan memasuki daerah Delanggu Klaten, Setelah melewati pasar Delanggu, tibalah kami di pertigaan Pakis, lalu kami belok kanan menuju arah Solo Baru. Kira-kira 10 KM perjalanan, akhirnya kami bisa berjumpah dengan Rahmawati yang saat itu menunggu ( nyegat : Bahasa jawa ) di sekitar tempat tinggalnya yang berada dekat sekali di perbatasan antara Kalten dengan Solo.

Di badug ( semacam pagar yg berfungsi juga sebagai tempat dudk ) ini lokasi 'Cegatan'nya hehehe...


bersambung..............




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar