Senin, 02 April 2018

ILMU SEMAR MESEM

Hasil gambar untuk pitutur jowo semar


Petruk   : " Romo, pernahkah Romo dicaci-maki oleh seseorang?. "
Semar   : " Pernah!."
Gareng : " Kalau dimusuhi oleh seseorang?."
Semar   : " Juga Pernah!. "
Bagong : " Kalau dibenci?. "
Semar   : " Pernah juga!. "
Petruk   : " Kalau difitnah?. "
Semar   : " Tentu pernah!. "
Gareng : " Apakah semua itu dilakukan secara terang-terangan, Romo?. "
Semar  :" Ada yang dilakukan secara terang-terangan, ada juga yang hanya dilakukan secara diam-diam dari belakang
Bagong : " Lantas apa yang Romo lakukan terhadap orang-orang itu?."
Semar  : " Thole... ngger anak-anakku cah bagus, podo dirungokno yo?. Romo tidak  balik mencaci-maki mereka, Romo pun tidak merasa harus memusuhinya, tidak pula akan membencinya apalagi berpikir akan membalas semuanya!. Sekali lagi tidak!."
Petruk   : " Kenapa bisa demikian romo?." ( Petruk penasaran. )
Semar   :" Itu karena pikiran serta hatiku tidak terfokus pada siapa yang mencaci-maki, siapa yang memusuhi dan siapa yang membenci serta siapa yang memfitnah Romo. Pikiran dan hati Romo hanya terfokus pada siapa yang menggerakkan lidah mereka sehingga mencaci-maki Romo, siapa yang menggerakkan jiwanya sehingga memusuhi Romo, siapa yang menggerakkan hatinya sehingga membenci Romo dan siapa yang menggerakkan pikirannya sehingga membuat mulutnya memfitnah Romo."
Petruk   : " Dia itu siapa Romo?."
Semar  : " DIA adalah GUSTI YANG MAHA PENCIPTA. DIAlah yang maha berkuasa atas segala sesuatu yang sudah, belum, sedang dan yang akan terjadi. Ya hanya DIA lah satu-satunya yang memberi kemampuan dan kekuatan pada orang-orang itu sehingga lidahnya bisa mencaci-maki, jiwanya bisa memusuhi, pikirannya bisa membenci dan bibirnya bisa memfitnah orang lain. Tanpa DIA tentu ini mustahil bisa terjadi. 
              Sehingga Romo beranggapan, sebenarnya cacian, kebencian, permusuhan dan fitnahan itu sengaja  dihadirkan gusti Allah SWT agar jiwaku menjadi kuat melewati rintangan dan hatiku menghebat tatkala menghadapi ujian. 
           Jadi, adalah salah besar  jika aku menyalahkan orang-orang itu apalagi membalasnya. oh.. bagiku itu tidak perlu, bahkan aku berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada kehidupan ini tidak mungkin terjadi tiba-tiba, semua sudah diatur sedemikian rupa olehNYA, maka apapun kenyataan yang aku terima kemarin, hari ini, atau suatu hari nanti, tidak ada kata sia-sia bahkan dibalik semua itu pasti ada hikmah terbaik yang bisa merubah kehidupanku agar menjadi lebih baik dari sebelumnya, karena aku tahu, sesungguhnya gusti Allah itu maha baik.
 Anak-anakku, kowe kabeh jangan terpengaruh kalau dihina dan jangan hati melambung jika dipuji. tidak penting dianggap baik, yang penting terus belajarlah menjadi orang yang baik dan bertanggung jawab. "



# copas