Petruk : " Romo, pernahkah Romo dicaci-maki oleh seseorang?. "
Semar
: " Pernah!."
Gareng : " Kalau dimusuhi oleh
seseorang?."
Semar
: " Juga Pernah!. "
Bagong
: " Kalau dibenci?. "
Semar : " Pernah juga!. "
Petruk : " Kalau difitnah?. "
Semar
: " Tentu pernah!. "
Gareng : " Apakah semua itu dilakukan secara terang-terangan,
Romo?. "
Semar :" Ada yang dilakukan secara terang-terangan, ada juga yang
hanya dilakukan secara diam-diam dari belakang
Bagong :
" Lantas apa yang Romo lakukan terhadap orang-orang itu?."
Semar : " Thole... ngger anak-anakku
cah bagus, podo dirungokno yo?. Romo
tidak balik mencaci-maki mereka, Romo pun tidak merasa harus memusuhinya, tidak pula akan
membencinya apalagi berpikir
akan membalas semuanya!. Sekali lagi tidak!."
Petruk
: " Kenapa bisa demikian romo?." ( Petruk penasaran. )
Semar :" Itu karena pikiran serta
hatiku tidak terfokus pada siapa yang mencaci-maki, siapa yang memusuhi dan
siapa yang membenci serta siapa yang memfitnah Romo. Pikiran dan hati Romo hanya terfokus pada
siapa yang menggerakkan lidah mereka sehingga mencaci-maki Romo, siapa yang menggerakkan jiwanya
sehingga memusuhi Romo,
siapa yang menggerakkan hatinya sehingga membenci Romo dan siapa yang menggerakkan pikirannya
sehingga membuat mulutnya memfitnah Romo."
Petruk : " Dia
itu siapa Romo?."
Semar : " DIA adalah GUSTI YANG MAHA
PENCIPTA. DIAlah yang maha berkuasa atas segala sesuatu yang sudah, belum,
sedang dan yang akan terjadi. Ya hanya DIA lah satu-satunya yang memberi
kemampuan dan kekuatan pada orang-orang itu sehingga lidahnya bisa
mencaci-maki, jiwanya bisa memusuhi, pikirannya bisa membenci dan bibirnya bisa
memfitnah orang lain. Tanpa
DIA tentu ini mustahil bisa terjadi.
Sehingga Romo beranggapan, sebenarnya cacian, kebencian, permusuhan dan fitnahan itu sengaja dihadirkan gusti Allah SWT agar jiwaku menjadi kuat melewati rintangan dan hatiku menghebat tatkala menghadapi ujian.
Sehingga Romo beranggapan, sebenarnya cacian, kebencian, permusuhan dan fitnahan itu sengaja dihadirkan gusti Allah SWT agar jiwaku menjadi kuat melewati rintangan dan hatiku menghebat tatkala menghadapi ujian.
Jadi, adalah salah besar jika aku
menyalahkan orang-orang itu apalagi membalasnya. oh.. bagiku itu tidak perlu,
bahkan aku berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada kehidupan ini
tidak mungkin terjadi tiba-tiba, semua sudah diatur sedemikian rupa olehNYA,
maka apapun kenyataan yang aku terima kemarin, hari ini, atau suatu hari nanti,
tidak ada kata sia-sia bahkan dibalik semua itu pasti ada hikmah terbaik yang bisa merubah
kehidupanku agar menjadi lebih baik dari sebelumnya, karena aku tahu, sesungguhnya gusti Allah itu maha baik.
Anak-anakku, kowe kabeh
jangan terpengaruh kalau dihina dan jangan hati melambung jika dipuji. tidak
penting dianggap baik, yang penting terus belajarlah menjadi orang yang baik
dan bertanggung jawab. "
# copas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar