Aku wong sek pernah teko neng uripmu
Aku orang yang pernah datang di hidupmu
Nanging aku durung iso dadi pilihanmu
Tapi aku belum bisa jadi pilihanmu
Aku wong sek pernah merjuangke ati
Aku orang yang pernah memperjuangkan hati
Dinggo koe cah ayu sing wes tak gemateni
Untuk kamu gadis cantik yang aku sayangi
Koe ra tau ngerasakke
Kau tak pernah merasakan
Kabeh wes tak perjuangke
Semua ( yang ) sudah ku perjuangkan
Namun kenyataan engkau sia-siakan
Namun kenyataan engkau sia-siakan
Dan setelahnya hanya kau anggap teman
Dan setelahnya hanya kau anggap teman
Pancen kabeh salahku mbuka ati nggo sliramu
Memang semua salahku ( yang telah berani ) membuka hati untukmu
Sek jelas-jelas raiso nompo pengarepanku
Yang jelas-jelas tak bisa ( / mau ) menerima pengharapanku
Yen pancen koe raiso nompo opo anane
Kalau memang kau tak bisa menerima apa adanya
Tak milih lungo wae
( biarkan ) Aku memilih pergi saja
Arep sak gedene opo aku merjuangke
Mau sebesar apa aku memperjuangkan
Tresnaku dinggo koe mung tok sepelekke
Cintaku padamu cuma kau sepelekan
Mungkin hanya dalam mimpi ku dapat memiliki
Mungkin hanya dalam mimpi ku dapat memiliki
Dirimu sepenuh hati
Dirimu sepenuh hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar