Selasa, 03 Oktober 2017

* KISAH SECANGKIR TEH PANAS DAN KENYATAAN YANG TAK SAMA





Pagi menginjak siang. Saat itu suasana kantorku agak berbeda dibanding hari-hari biasanya. Ya... saat itu ada temanku yang akan berpamitan kesemua rekan-rekan kerja karena dia kini telah diterima di Pabrik Jamu terkenal di Indonesia yakni PT. Air Muncrat,  yang lebih akrab ditelinga kita dengan jargonnya Jamu kuat, Otot Kawat Balung Wesi, Kringet Es Teh itu.

Temanku berpamitan dengan didampingi oleh ayahnya. Ayahnya yang aku tahu adalah seorang pengusaha lumpang ( semacam alat penumbuk makanan ) dari Bangkalan - Madura. Dan tentu saja, beliau adalah orang yang sangat baik. Bagaimana tidak, ditengah kesibukan beliau sebagai pengusaha dan jarak yang tidak dekat, ditambah lagi harus menyeberangi lautan menggunakan kapal feri, beliau dengan sifat ke-bapak-anya, masih mau dan bersedia mendampingi putrinya untuk berpamitan dengan teman-temannya. 

Dan itu ( setahuku ) baru pertama terjadi, ada pegawai resign, lalu berpamitan dan didampingi oleh orang tuanya. sungguh orang tua yang luar biasa!. Andai saja disaat itu sudah ada TransTV, mungkin beliau termasuk dalam 7 orang calon mertua idaman versi on the spot. hehehe... Bagaimana ya, kira-kira kabar beliau?. Semoga beliau dan keluarganya selalu dalam keridho'an dan ampunan Allah SWT. Aamiin.

Masing-masing dari kami didatangi satu persatu untuk mengucapkan kata pamit, Dengan logat  Maduranya yang khas, sang Bapak bercerita kepada kami, anak perempuan satu-satunya ini dari kecil terkenal bandel, hobinya pun sewaktu kecil berbeda dengan teman-teman wanita sebayanya. Sang anak lebih suka 'jan ujanan' ( mainan air hujan ), manjat pohon juwet, dolanan mercon dan lari, tapi bukan lari dari kenyataan. Dan satu lagi, menurut kisah bapaknya,  anak gadisnya ini tidak punya teman cewek alias semua temannya cowok. Dan yang menarik, sedari kecil dia hanya mau berteman dengan cowok yang ganteng!. sampai disini aku merasa Ge-eR ( bukan Gilang Ramadhan ) dikit. Sedangkan bocorannya, bahwa sang anak bercita-cita ingin jadi penyanyi dangdut.

Tiba saatnya, temanku berpamitan padaku. Ia masuk ke ruang kerjaku yang saat itu masih ada rekan-rekan kerjaku yang lainnya. Kini temanku ini telah duduk persis didepan mejaku, itulah momen paling dekat untuk pertama dan terakhir setelah ia 'memproklamirkan' diri menjadi temanku.

Dan akhirnya temanku ini memulai pembicaraan, " Mas, Aku pamitan ya?. Mohon maaf jika selama berteman dengan sampeyan , saya punya salah, mohon di ngapuro ( maafkan )".  "Iya, sama-sama" jawabku singkat karena rasa grogi dan perasaan tidak karu-karuan merasuki jiwa dan emosiku yang hampir-hampir tak terkendali.

Untuk beberapa detik, suasana menjadi hening, kami hanya terdiam seribu bahasa, mulutku terkatub serasa terkunci. Persis lagunya Jamrud 'mungkin butuh kursus merangkai kata untuk bicara dan aku benci harus jujur padamu tentang semua ini'. Hanya satu hal yang bisa aku lakukan saat itu, yakni minum secangkir teh panas yang ada di meja kerjaku. Dan itupun bukanlah hal yang mudah dilakukan, karena saat mengangkat cangkir itulah aku merasakan tanganku ini tremor dan gemeteran. Mungkinkah ini yang dinamakan 'getaran asmara'?. 😂😂😂😂😂

Setelah minum teh, aku memberanikan diri bertanya padanya, " Kata Ayahmu, kamu punya cita-cita pingin jadi penyanyi dangdut ya?". Dan temanku ini hanya mengangguk sebagai jawaban setuju. Lalu aku melanjutkan pertanyaanku yang terakhir, " Katanya kamu jadian sama musisi dangdut yang main kendang ya?". Dengan singkat, temanku ini berkata, " Nggak kok mas, itu nggak benar, kui hoax mas!."

waktu terus berlalu, dan aku tak tahu kabar berita tentang dirinya...

***

Suatu ketika dimalam minggu, saat aku sedang ngopi tipis-tipis bersama teman-temanku alumni SMP 11 Surabaya di sekitaran stasiun Tugu Jogja. Banyak sekali aku temui pengamen secara bergantian menyanyikan lagu dangdut koplo berjudul sayang . Aku tak tahu siapa yang nyanyi, namun lagu itu sangat enak sekali di dengar dan cepat familiar di telinga.

Pun, ketika aku mengantar balik teman-temanku pulang ke hotel, didalam mobil, masih saja teman-temanku memutar lagu tersebut dan selalu diulang-ulang terus, saking hitsnya. Suaranya yang merdu itu tidak asing ditelingaku, yang seolah mengingatkanku pada seseorang. Ya seseorang yang pernah mengisi relung hati.

Kata teman-temanku, yang nyanyi lagu itu adalah Nella Kharisma, seorang penyanyi dangdut asal Bangkalan, Madura. Karena penasaran, akhirnya aku browsing di internet dan betapa terkejutnya aku setelah siapa Nella Kharisma yang sebenarnya.




Nella Kharisma dan Suaminya... hasil penelusuran Google

Bagaimana aku tidak terkejut, setelah aku tahu bahwa Nella Kharisma adalah temanku yang dulu pamitan dengan ayahnya karena diterima di pabrik jamu dan bercita-cita pingin jadi penyanyi dangdut, Sedangkan nama aslinya adalah Lela Karoma. Mungkin agar namanya lebih kekinian di dunia panggung hiburan tanah air maka namanya diganti Nella Kharisma. Dan ada hal yang membuatku syok yaitu aku menemukan kenyataan yang tak sama bahwa ternyata kini ia telah bersanding dan membina rumah tangga dengan musisi dangdut pemain kendang yang katanya dulu, nggak benar dan itu hoax!. 😢😢😢

Setelah melihatnya di Google, akupun ikut bahagia, bahwa cita-citamu untuk menjadi penyanyi dangdut kini telah terwujud, sekali lagi aku ikut bahagia, termasuk keputusanmu memilih musisi dangdut pemain kendang sebagai pendamping hidupmu!.

Sekali lagi selamat ya Lel..., e. Nel !.






Lirik Lagu Sayang

sayang opo kowe krungu jerite atiku
mengharap engkau kembali
sayang nganti memutih rambutku
ra bakal luntur tresnaku

wis tak coba ngelaleke jenengmu soko atiku
sak tenane ra ngapusi isih tresno sliramu
pepuja neng ati nanging koe ra reti
koe sik tak wanti-wanti
malah jebul saiki koe mblenjani janji
jare sehidup semati nanging opo bukti
koe medot tresno demi wedokan liyo
yo wes ora popo, insyaallah aku iso lilo

meh sambat kalih sinten
yen sampun mekaten, merana uripku
aku welasno kangmas, aku mesakno aku
aku nangis nganti metu eluh getih putih

sayang opo kowe krungu jerite atiku
mengharap engkau kembali
sayang nganti memutih rambutku
ra bakal luntur tresnaku


hari demi hari uwis tak lewati
yen pancen dalane kudu kuwat ati
ibaratke sego uwis dadi bubur
nanging tresno iki ora bakal luntur
sak tenane aku iki pancen tresno awakmu
ora ono liane sing iso dadi penggantimu
wis tanggung awakmu sik cocok neng atiku
nganti atiku njerit atimu ra bakal krungu

meh sambat kalih sinten
yen sampun mekaten, merana uripku
aku welasno kangmas, aku mesakno aku
aku nangis nganti metu eluh getih putih

sayang opo kowe krungu jerite atiku
mengharap engkau kembali
sayang nganti memutih rambutku
ra bakal luntur tresnaku

sayang opo krungu tangise atiku
mengharap koe bali neng jero ati iki
nganti rambutku putih, nangis eluh dadi getih
mbok yo gek ndang bali ngelakoni tresno suci

aku marang sliramu kok ragu neng atiku
aku ra iso ngapusi sak tenane neng ati
mung kanggo sliramu cintaku tetap abadi
selamanya sampai akhir hayat ini

meh sambat kalih sinten
yen sampun mekaten, merana uripku
aku welasno kangmas, aku mesakno aku
aku nangis nganti metu eluh getih putih

sayang opo kowe krungu jerite atiku
mengharap engkau kembali
sayang nganti memutih rambutku
ra bakal luntur tresnaku

percoyo omong pujamu
cintaku tetap abadi



Dapatkan Video Klipnya :
Sayang 1, By Youtube
Sayang 2, bu Youtube
Sayang 3, by Youtube
Sayang 4, by Youtube
Kasih jangan kau pergi 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar