Sabtu, 07 Agustus 2021

NEMBAK 💘

 


Seminggu lagi aku harus berangkat ke Jogja untuk menjalani kehidupan baru / merantau sebagai seorang pegawai yang di mutasi / promosikan dikantor cabang baru. 

Ada 3 hal yang harus aku persiapkan yakni tentang bagaimana aku memulai hidup baru ( dengan tetap cinta ibukku dan adik-adikku terutama yang kembar tiga ), tentang bagaimana aku menjalin silahturahmi dengan keluarga besar bapakku yang ada di Jawa Barat dan yang tidak kalah penting adalah tentang bagaimana dengan kepastian kisah asmaraku dengan seorang wanita yang ada di Jogja.

Untuk hal pertama dan kedua, insyaallah aku sudah siap dan tinggal menjalani saja dengan bismillah. Namun khusus soal asmara dengan seorang manita tersebut aku menginginkan semua sudah harus clear sebelum aku berangkat ke Jogja, iya atau tidak itu saja.   

Malam itu aku memberanikan diri menelepon wanita tersebut untuk 'menembaknya', Hal itu bukanlah hal yang mudah, apalagi untuk yang pertama kali diucapkan pada seseorang. Sebelum menyatakan hal tersebut, aku sempat berpikir macam-macam, yang pertama jika cintaku ditolak bagiku ndak masalah karena itu adalah bagian dari sebuah 'resiko perjuangan'. Yang terpenting adalah 'kepastian' dari sebuah hubungan dan jangan sampai aku ada kesan gak serius atau nggawe dolanan wong wedokNaudzubillah.  Yang kedua, jika cintaku diterima maka justru aku sempat kuatir nanti bagaimana caranya apel, apel tiap malam minggu, harus bergini, harus begitu, tidak bisa ini itu dll. ah... semua itu mejadi bayang-bayang yang tidak menyenangkan 😪.

Sejujurnya, keberanianku ( tepatnya ; ngalahi ) untuk menembak wanita tersebut karena Aku sangat menghormatinya sebab selama ini hubunganku dengannya baik-baik saja bahkan aku merasa nyaman jika berinteraksi dengannya, apalagi jika teringat saat aku pamitan balik ke Surabaya saat diperbantukan bertugas di Jogja dulu, tapi entahlah kalau tetes air mata itu sekedar prank 😂. 

Untuk itu aku secara lugas 'menembaknya' dan aku menginginkan jawaban tersebut harus malam ini, namun wanita tersebut meminta waktu satu minggu lagi.

Tepat satu minggu setelah aku menembak wanita tersebut, aku menghubunginya lagi untuk meminta jawaban darinya. Dan jawaban wanita tersebut pada intinya adalah 'kita berteman saja'. mendengar jawaban itu aku biasa saja, setidaknya hubunganku dengan wanita itu sudah clear.

Dengan begitu semua jadi jelas, mari kita berteman. bismillah otw Jogja.

Nawaitu budhal Jogja mulai urip anyar lillahi ta'ala....🙏🙏










  

 











Tidak ada komentar:

Posting Komentar