Kamis, 21 Desember 2017

KATA KENANGAN

Tepat hari ini adalah hari ulang tahun resepsi pernikahanku yang ke 18. Dalam kesempatan yang baik ini Aku ingin mengisinya dengan kenangan masa lalu, khususnya masa ketika menjelang hari  pernikahanku atau bahasa spiritualnya Mitsaqon Gholidzo. 

Saat itu diawal tahun 1999, aku sedang bertugas untuk mengambil sampel darah untuk keperluan pemeriksaan laboratorium di rumah pasien ( home service ). Sesampai dirumah pasien, ternyata pasien sedang dimandikan oleh susternya, maklum beliau adalah purnawirawan perwira TNI AU usianya sudah sepuh dan terserang stroke. Sambil menunggu semuanya siap, maka aku oleh istri pasien tersebut dipersilahkan duduk sambil menikmati suguhan dan bercerita tentang seputar kehidupan. Hingga akhirnya pembicaraan kami masuk pada poin tentang bab pernikahan, kata-kata beliau yang aku ingat hingga sekarang adalah :

" Jika ada DUA anak manusia menjalin pernikahan, maka yang ke TIGA itu AKU ( Allah SWT ) " 

" Jangan selingkuh, karena selingkuh akan menghambat rejekimu!"

Beliau menyebut bahwa perkataan beliau yang pertama adalah sebuah Hadist Qudsi, dimana Allah SWT akan menjamin kehidupan kita dalam berumah tangga asal semuanya didasari atas ridho dariNYA. Sedangkan perkataan yang kedua beliau memberikan contoh pada apa yang menimpa family beliau yang terhambat rejekinya akibat berbuat selingkuh pada pasangannya.


***

Namun sayangnya, aku mengalami kesulitan untuk mengingat kembali dimana kenangan tersebut terjadi. sementara yang aku ingat hanya : nama pasiennya Tn Basas, rumahnya berada diseputaran Ngadinegaran sampai Jogokaryan, rumahnya berada ditepi jalan menghadap ke selatan, Sudah lama aku berusaha untuk mencarinya khususnya dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun terakhir ini hanya sekedar untuk silaturahmi namun selalu gagal menemukan rumah beliau. Setiap ada kesempatan aku selalu mencarinya, yang menjadi fokus pencarianku adalah jalan Tirtodipuran, Mangkuyudan dan Jogokaryan. bahkan aku berpikir mungkin rumahnya sudah dijual dan kini telah berubah fungsi menjadi hotel atau lainnya. 

Suatu ketika tiba-tiba aku ada ide untuk mencarinya lagi dengan bantuan ' Google Maps'. Sambil aku ingat-ingat kembali bentuk rumahnya, aku mulai menelusuri jalan-jalan yang menjadi fokus pencarianku namun tetap tidak ketemu. hingga pencarianku aku perluas ke arah utara tepatnya di jalan Ngadinegaran dan pencarianku akhirnya tertuju pada salah satu rumah yang ada di jalan tersebut yang aku yakini keberadaanya.

Hari ini aku meluncur ke alamat rumah yang aku maksud. Sesampainya disana, aku memarkir kendaraanku dan mencoba untuk membuka pintu gerbang yang ada tulisannya 'mohon buka tutup pintu gerbang dengan penuh perasaan', hehehe... Dirumah itu aku ditemui oleh seorang pria dan aku katakan ; "Apakah ini benar rumahnya Ibu Basas? ", lalu pria tersebut mengatakan " Iya benar! ". Kemudian aku memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud kedatanganku namun sayangnya pria tersebut mengatakan bahwa Ibu Basas sudah meninggal dua tahun yang lalu. hik..hik..hik. Tentunya hal itu membuatku sedih namun aku tetap bersyukur karena setidaknya aku masih berkesempatan 'menemukan jejak' beliau.

Al Fatihah khususon Almarhum/mah Bapak / Ibu Basas!

***

Dan ternyata pria tersebut adalah anak dari almarhum Ibu Basas yang bernana mas Rezi dan memiliki seorang istri yang bekerja di RS Ludira Husada sebagai seorang analis kesehatan yang kebetulan menjadi pengurus organisasi profesi analis kesehatan / PATELKI kota Yogyakarta sebagai Bendahara yang bernama mbak Wiwik. Berarti aku rodok kenal hehehe....


Rumah Ibu Basas, di Jl. Ngadinegaran 

Kamis, 09 November 2017

KERAMAT

Apa yang terbersit di pikiranmu ketika membaca judul diatas?. Mungkin pikiranmu akan terlintas kata-kata Mistis, Magic, Klenik dan lain-lain, kalau iya berarti Anda keliru!. Karena judul diatas adalah sebuah judul lagu. ya sebuah judul lagu yang menceritakan 'kebesaran' seorang ibu. Sampai disini mungkin Anda makin tambah bingung, tapi itulah adanya. Lagu ini adalah lagu dangdut lama yang di populerkan oleh H Roma Irama dan bikin air mata menetes hik hik hik... berikut liriknya, yang sempat dinyanyikan oleh Kyai Kanjeng :

KERAMAT 

Hai manusia, hormati ibumu
Yang melahirkan dan membesarkanmu
Darah dagingmu dari air susunya
Jiwa ragamu dari kasih-sayangnya
Dialah manusia satu-satunya
Yang menyayangimu tanpa ada batasnya
Doa ibumu dikabulkan Tuhan
Dan kutukannya jadi kenyataan
Ridla Ilahi karena ridlanya
Murka Ilahi karena murkanya
Bila kau sayang pada kekasih
Lebih sayanglah pada ibumu
Bila kau patuh pada rajamu
Lebih patuhlah pada ibumu
Bukannya gunung tempat kau meminta
Bukan lautan tempat kau memuja
Bukan pula dukun tempat kau menghiba
Bukan kuburan tempat memohon doa
Tiada keramat yang ampuh di dunia
Selain dari doa Ibumu jua

Memang ada lagu dahsyat lainnya yang menceritakan tentang 'Ibu' seperti lagunya Melly Goeslow ( Bunda ) dan Iwan Fals ( Ibu ) tapi yang ini benar-benar membuatku jatuh, ambruk, tersungkur mengingat 'kebesaran' Ibu yang belum sempat dan belum bisa aku bahagiakan.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Puisi D. Zawawi Imron
( Ulama sekaligus penyair / Budayawan dari Sumenep )

IBU

Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
Sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
Hanya mata air air matamu, ibu, yang tetap lancar mengalir

Bila aku merantau Sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
Di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
Lantaran hutang padamu tak kuasa kubayar

Ibu adalah gua pertapaanku
Dan ibulah yang meletakkan aku di sini

Saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
Aku mengangguk meskipun kurang mengerti

Bila kasihmu ibarat samudera
Sempit lautan teduh tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
Tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh

Lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
Kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
Namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
Lantaran aku tahu Engkau ibu dan aku anakmu

Bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
Ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala
Sesekali datang padaku menyuruhku menulis langit biru
Dengan sajakku





Ibu maafkan anakmu!
Ya Allah ampunilah dosa-dosaku!
Ya Allah ampunilah dosa Ibu Bapakku dan kasihilah kedua seperti mereka mengasihi aku diwaktu kecil.
Al Fatihah.....










Link :
Lagu Keramat by Rhoma Irama
Lagu keramat by Lesti LDA



# Oleh-oleh ngaji bareng Cak Nun - Zawawi Imron & Kyai Kanjeng di PP Rohmatul Umam, Paris KM  22 Tegalsari, Donotirto, , Kretek, Bantul, DIY. 07112017


Sabtu, 07 Oktober 2017

FAJAR YANG KU TEMUKAN LAGI

Yang aku tahu, di Surabaya ada istilah 'Sola-sola'. Istilah ini biasa dipakai sebagai tanda waktu sebelum masuk adzan Subuh. Biasanya hampir semua masjid / mushola ( khususnya NU ) selalu mengumandangkannya yang di'relay' dari radio Yasmara ( komplek masjid Rahmat, Kembang kuning ). Sola sola ini berdurasi sekitar 10 menit dan jika diputar di bulan Ramadhan, maka otomatis selain tanda waktu sebelum masuk Adzan subuh juga sebagai tanda Imsak. Dan alhamdulillah kini aku bisa menikmati sola-sola itu lagi dengan memasang alarm di HP ku sebelum bangun dengan menggunakan nada / lagu Sholawat Tarhim atau yang lebih akrab di sebut sola-sola. Maklum di Jogja bisa dibilang sangat jarang :

SHOLAWAT TARHIM 

Ash-sholâtu was-salâmu ‘alâyk
Yâ imâmal mujahidin, yâ Rasûlallâh
Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk
Yâ nâshirol hudâ, yâ khoyra kholqillâh
Ash-sholâtu was-salâmu ‘alâyk
Yâ nâshirol haqqi yâ Rasûlullâh
Ash-sholâtu was-salâmu ‘alâyk
Yâ Man asro bikal muhayminu lay lan
Yâ Man asro bikal muhayminu lay lan nilta mâ nilta wal-anâmu niyâmu
Wa taqoddamta lish-shalâti fashallâ kulu man fis-samâi wa antal imâmu
Wa ilal muntahâ rufi’ta karîman
Wa ilal muntahâ rufi’ta karîman wa sai’tan nidâ ‘alaykas salâm
Yâ Man asro bikal muhayminu lay lan nilta mâ nilta wal-anâmu niyâmu
Wa taqoddamta lish-shalâti fashallâ kulu man fis-samâi wa antal imâmu
Wa ilal muntahâ rufi’ta karîman sai’tan nidâ ‘alaykas salâm
Ya karimal akhlaq ya Rasulallah Shallallahu 'alayka wa'ala alika wa ashhabika ajmain

Artinya :

Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Duhai pemimpin para pejuang, ya Rasulullah
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Duhai penuntun petunjuk Ilahi, duhai makhluk yang terbaik
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Duhai penolong kebenaran, ya Rasulullah
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Wahai yang memperjalankanmu di malam hari, Dialah Yang Maha Melindungi
Engkau memperoleh apa yang kau peroleh sementara semua manusia tidur
Semua penghuni langit melakukan shalat di belakangmu dan engkau menjadi imam
Engkau diberangkatkan ke Sitratul Muntaha karena kemulianmu dan engkau mendengar suara ucapan salam atasmu
Duhai yang paling mulia akhlaknya, ya Rasulullah,
Semoga shalawat selalu tercurahkan padamu, Pada keluargamu dan sahabatmu.



** ini linknya : https://www.youtube.com/watch?v=L3pPInCv9uA









Kamis, 05 Oktober 2017

* ( Maaf ) SAMA NGGAK.......?




Sore itu di kostan aku kedatangan seorang kawan. yang bermaksud untuk 'nebeng' beberapa hari sembari mencari kost-kostan yang cocok. Dengan tangan terbuka aku menerimanya dengan baik. Tak pikir apa susahnya sih menolong kawan? toh aku masih ingat betul saat pertama kali datang ke Jogja dan saat itu aku belum dapat kost, aku juga 'nebeng' di tempat kost sang kawan ini.

Aku persilahkan sang kawan masuk ke kamar kosku. tentu setelah aku minta ijin ke ibu dan bapak kostku. Kamar kostku berukuran sekitar 2,5 x 3 meter dengan fasilitas sebuah tempat tidur / dipan kayu ukuran untuk satu orang dan sebuah lemari kecil untuk menyimpan baju yang terbuat dari kayu.

Untuk interiornya, plafon kamarku berwarna putih serta lantainya terbuat dari ubin warna abu-abu ukuran 20x20 cm yang aku lapisi dengan karpet lantai yang berbahan plastik dan dinding berwarna kuning gading dengan sebuah photo hitam putih ukuran A3 yang merupakan 'repro' / photo copy perbesar dari 3R. Kira-kira photonya seperti ini.
 
Photo diperankan oleh model yang sudah jilbaban hehehe... dan harusnya hitam putih!.

Aku harus 'berbagi' tempat untuk menyimpan barang-barang kami di almari baju yang memang tidak besar itu. Pada saat itulah sang kawan ini 'menemukan' sebuah album photo dan sebuah pas photo ukuran besar atau 20 R yang ada didalam kardus barang-barangku yang aku simpan di sebelah lemari bajuku. Ya itu adalah album photo saat Aku dan teman-temanku bermain di Pantai Parang Tritis dan pas photo ukuran besar itu adalah photo close up salah satu teman wanitaku yang juga dikenal sang kawan, saat aku bermain di pantai itu. Kira-kira photo teman wanitaku itu seperti ini.

Seperti ini photo 20R, diperankan oleh artis India












Pada moment itulah, sang kawan sambil memegang photo 20 R ini berkata, " Ngapain kamu nyimpan photo ini?. Kamu naksir sama wanita ini?, Katanya kamu seneng sama wanita ini ya?," Akupun hanya terdiam dan sang kawan pun terus bertanya lagi, " Wanita seperti ini kamu senengi? Hahaha..." belum sempat aku menjawab pertanyaannya, sang kawan terus nyrocos dengan gaya bak seorang ahli nujum, dan dengan kalimat yang kadang zulit aku pahami ia mulai dan terus mencaci ( nyacat : bahasa Jawa ) wanita yang ada di photo itu secara sistemik, terukur, terstruktur dan terorganisir. Mendengar itu semua, aku hanya bisa terdiam dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Sejurus kemudian, sang kawan ini mengeluarkan selembar photo ukuran 3R dari dalam tasnya. lalu dengan bangga menunjukkannya kepadaku sambil berkata, " Kalau pacaran itu harusnya photonya begini!". Photo itu menggambarkan kemesraan sang kawan dengan pacarnya yang juga teman sepermainanku dulu. Dengan penuh semangat dan gairah yang menggelora sang kawan terus dan terus tanpa henti memuja dan memuji pacarnya setinggi langit, sedalam samudra dan seluas angkasa tanpa ada noda sedikitpun. Kira-kira gayanya sang kawan diphoto itu seperti ini :

      photo diperankan oleh model. hehe...


****

Singkat cerita, waktu berlalu dan sang kawan tidaklah menikahi pacarnya tapi justru menikahi teman wanitaku yang ada diphoto kamarku itu !.



" Kira-kira SAMA ENGGAK 
dengan yang dimaksud Cak Nun?"



***













Selasa, 03 Oktober 2017

* KISAH SECANGKIR TEH PANAS DAN KENYATAAN YANG TAK SAMA





Pagi menginjak siang. Saat itu suasana kantorku agak berbeda dibanding hari-hari biasanya. Ya... saat itu ada temanku yang akan berpamitan kesemua rekan-rekan kerja karena dia kini telah diterima di Pabrik Jamu terkenal di Indonesia yakni PT. Air Muncrat,  yang lebih akrab ditelinga kita dengan jargonnya Jamu kuat, Otot Kawat Balung Wesi, Kringet Es Teh itu.

Temanku berpamitan dengan didampingi oleh ayahnya. Ayahnya yang aku tahu adalah seorang pengusaha lumpang ( semacam alat penumbuk makanan ) dari Bangkalan - Madura. Dan tentu saja, beliau adalah orang yang sangat baik. Bagaimana tidak, ditengah kesibukan beliau sebagai pengusaha dan jarak yang tidak dekat, ditambah lagi harus menyeberangi lautan menggunakan kapal feri, beliau dengan sifat ke-bapak-anya, masih mau dan bersedia mendampingi putrinya untuk berpamitan dengan teman-temannya. 

Dan itu ( setahuku ) baru pertama terjadi, ada pegawai resign, lalu berpamitan dan didampingi oleh orang tuanya. sungguh orang tua yang luar biasa!. Andai saja disaat itu sudah ada TransTV, mungkin beliau termasuk dalam 7 orang calon mertua idaman versi on the spot. hehehe... Bagaimana ya, kira-kira kabar beliau?. Semoga beliau dan keluarganya selalu dalam keridho'an dan ampunan Allah SWT. Aamiin.

Masing-masing dari kami didatangi satu persatu untuk mengucapkan kata pamit, Dengan logat  Maduranya yang khas, sang Bapak bercerita kepada kami, anak perempuan satu-satunya ini dari kecil terkenal bandel, hobinya pun sewaktu kecil berbeda dengan teman-teman wanita sebayanya. Sang anak lebih suka 'jan ujanan' ( mainan air hujan ), manjat pohon juwet, dolanan mercon dan lari, tapi bukan lari dari kenyataan. Dan satu lagi, menurut kisah bapaknya,  anak gadisnya ini tidak punya teman cewek alias semua temannya cowok. Dan yang menarik, sedari kecil dia hanya mau berteman dengan cowok yang ganteng!. sampai disini aku merasa Ge-eR ( bukan Gilang Ramadhan ) dikit. Sedangkan bocorannya, bahwa sang anak bercita-cita ingin jadi penyanyi dangdut.

Tiba saatnya, temanku berpamitan padaku. Ia masuk ke ruang kerjaku yang saat itu masih ada rekan-rekan kerjaku yang lainnya. Kini temanku ini telah duduk persis didepan mejaku, itulah momen paling dekat untuk pertama dan terakhir setelah ia 'memproklamirkan' diri menjadi temanku.

Dan akhirnya temanku ini memulai pembicaraan, " Mas, Aku pamitan ya?. Mohon maaf jika selama berteman dengan sampeyan , saya punya salah, mohon di ngapuro ( maafkan )".  "Iya, sama-sama" jawabku singkat karena rasa grogi dan perasaan tidak karu-karuan merasuki jiwa dan emosiku yang hampir-hampir tak terkendali.

Untuk beberapa detik, suasana menjadi hening, kami hanya terdiam seribu bahasa, mulutku terkatub serasa terkunci. Persis lagunya Jamrud 'mungkin butuh kursus merangkai kata untuk bicara dan aku benci harus jujur padamu tentang semua ini'. Hanya satu hal yang bisa aku lakukan saat itu, yakni minum secangkir teh panas yang ada di meja kerjaku. Dan itupun bukanlah hal yang mudah dilakukan, karena saat mengangkat cangkir itulah aku merasakan tanganku ini tremor dan gemeteran. Mungkinkah ini yang dinamakan 'getaran asmara'?. 😂😂😂😂😂

Setelah minum teh, aku memberanikan diri bertanya padanya, " Kata Ayahmu, kamu punya cita-cita pingin jadi penyanyi dangdut ya?". Dan temanku ini hanya mengangguk sebagai jawaban setuju. Lalu aku melanjutkan pertanyaanku yang terakhir, " Katanya kamu jadian sama musisi dangdut yang main kendang ya?". Dengan singkat, temanku ini berkata, " Nggak kok mas, itu nggak benar, kui hoax mas!."

waktu terus berlalu, dan aku tak tahu kabar berita tentang dirinya...

***

Suatu ketika dimalam minggu, saat aku sedang ngopi tipis-tipis bersama teman-temanku alumni SMP 11 Surabaya di sekitaran stasiun Tugu Jogja. Banyak sekali aku temui pengamen secara bergantian menyanyikan lagu dangdut koplo berjudul sayang . Aku tak tahu siapa yang nyanyi, namun lagu itu sangat enak sekali di dengar dan cepat familiar di telinga.

Pun, ketika aku mengantar balik teman-temanku pulang ke hotel, didalam mobil, masih saja teman-temanku memutar lagu tersebut dan selalu diulang-ulang terus, saking hitsnya. Suaranya yang merdu itu tidak asing ditelingaku, yang seolah mengingatkanku pada seseorang. Ya seseorang yang pernah mengisi relung hati.

Kata teman-temanku, yang nyanyi lagu itu adalah Nella Kharisma, seorang penyanyi dangdut asal Bangkalan, Madura. Karena penasaran, akhirnya aku browsing di internet dan betapa terkejutnya aku setelah siapa Nella Kharisma yang sebenarnya.




Nella Kharisma dan Suaminya... hasil penelusuran Google

Bagaimana aku tidak terkejut, setelah aku tahu bahwa Nella Kharisma adalah temanku yang dulu pamitan dengan ayahnya karena diterima di pabrik jamu dan bercita-cita pingin jadi penyanyi dangdut, Sedangkan nama aslinya adalah Lela Karoma. Mungkin agar namanya lebih kekinian di dunia panggung hiburan tanah air maka namanya diganti Nella Kharisma. Dan ada hal yang membuatku syok yaitu aku menemukan kenyataan yang tak sama bahwa ternyata kini ia telah bersanding dan membina rumah tangga dengan musisi dangdut pemain kendang yang katanya dulu, nggak benar dan itu hoax!. 😢😢😢

Setelah melihatnya di Google, akupun ikut bahagia, bahwa cita-citamu untuk menjadi penyanyi dangdut kini telah terwujud, sekali lagi aku ikut bahagia, termasuk keputusanmu memilih musisi dangdut pemain kendang sebagai pendamping hidupmu!.

Sekali lagi selamat ya Lel..., e. Nel !.






Lirik Lagu Sayang

sayang opo kowe krungu jerite atiku
mengharap engkau kembali
sayang nganti memutih rambutku
ra bakal luntur tresnaku

wis tak coba ngelaleke jenengmu soko atiku
sak tenane ra ngapusi isih tresno sliramu
pepuja neng ati nanging koe ra reti
koe sik tak wanti-wanti
malah jebul saiki koe mblenjani janji
jare sehidup semati nanging opo bukti
koe medot tresno demi wedokan liyo
yo wes ora popo, insyaallah aku iso lilo

meh sambat kalih sinten
yen sampun mekaten, merana uripku
aku welasno kangmas, aku mesakno aku
aku nangis nganti metu eluh getih putih

sayang opo kowe krungu jerite atiku
mengharap engkau kembali
sayang nganti memutih rambutku
ra bakal luntur tresnaku


hari demi hari uwis tak lewati
yen pancen dalane kudu kuwat ati
ibaratke sego uwis dadi bubur
nanging tresno iki ora bakal luntur
sak tenane aku iki pancen tresno awakmu
ora ono liane sing iso dadi penggantimu
wis tanggung awakmu sik cocok neng atiku
nganti atiku njerit atimu ra bakal krungu

meh sambat kalih sinten
yen sampun mekaten, merana uripku
aku welasno kangmas, aku mesakno aku
aku nangis nganti metu eluh getih putih

sayang opo kowe krungu jerite atiku
mengharap engkau kembali
sayang nganti memutih rambutku
ra bakal luntur tresnaku

sayang opo krungu tangise atiku
mengharap koe bali neng jero ati iki
nganti rambutku putih, nangis eluh dadi getih
mbok yo gek ndang bali ngelakoni tresno suci

aku marang sliramu kok ragu neng atiku
aku ra iso ngapusi sak tenane neng ati
mung kanggo sliramu cintaku tetap abadi
selamanya sampai akhir hayat ini

meh sambat kalih sinten
yen sampun mekaten, merana uripku
aku welasno kangmas, aku mesakno aku
aku nangis nganti metu eluh getih putih

sayang opo kowe krungu jerite atiku
mengharap engkau kembali
sayang nganti memutih rambutku
ra bakal luntur tresnaku

percoyo omong pujamu
cintaku tetap abadi



Dapatkan Video Klipnya :
Sayang 1, By Youtube
Sayang 2, bu Youtube
Sayang 3, by Youtube
Sayang 4, by Youtube
Kasih jangan kau pergi 








Sabtu, 30 September 2017

* BALADA JADAH TEMPE MBAH CARIK

Pagi itu BBM ku berdenting sebagai tanda ada pesan yang masuk. Setelah aku buka disitu muncul pesan dari bos ku untuk berkumpul dikantor pusat sehubungan dengan adanya audit eksternal ISO OHSAS 18001. Audit ini diperuntukkan bagi industri jasa kontruksi yang berfokus pada kesehatan dan keselamatan kerja seperti perusahaan dimana saat ini aku bekerja.

Tepat pukul 06.30 WIB aku berangkat dari rumah, aku pacu kendaraanku kearah timur menuju ke arah kota Yogyakarta. Sebenarnya jarak rumahku dengan kantor pusatku lebih dekat jika dibanding dengan jarak antara rumahku dengan kantor cabang tempat aku bekerja. namun karena banyaknya lampu merah dan adanya kepadatan lalu lintas maka, waktu tempu ke kantor pusat menjadi lebih lama.

Sesampai di kantor, kendaraanku aku parkir di sisi belakang gedung. Aku langkahkan kakiku menuju kegedung yang berlantai dua itu. Sesampai dilantai dua, aku langsung masuk ke ruang meeting, disitu sudah banyak rekan-rekan kerja yang mulai berdatangan. Aku lihat tumpukkan dokumen sedikit 'menggunung' berada ditengah-tengah meja rapat. Nampaknnya semua telah dipersiapkan dengan semestinya, baik perlengkapan rapat seperti LCD Proyektor, white board dll termasuk konsumsi semua sudah siap.

Tepat pukul 07.00 WIB bosku masuk ruangan untuk segera membuka acara rapat. Sedikit cerita bosku ini adalah dulunya teman kuliahku di Fakultas Tehnik Universitas Tugu Muda ( UNTUMU ) Semarang. Namun karena nasib kami berbeda, saat ini dia menjadi bosku sedangkan aku hanya semacam mandor lapangan.

O ya... ada juga sedikit cerita bahwa istrinya bosku ini dulu 'teman sepermainanku' kami pernah jalan bareng, kami pernah ke pantai, gunung juga ke pasar ha ha ha... Hingga 'pertemanan' kami luntur oleh suatu keadaan, suatu ketika tanpa sepengetahuanku 'temanku sepermainanku' ini jatuh sakit, dan biasanya jika pas dia sedang sakit dan aku datang kerumahnya sambil bawa CD lagu yang lagi nge hits maka besoknya pasti sembuh. Namun saat itu aku benar-benar tidak mengetahui kabarnya. Hingga suatu saat aku dapat kabar bahwa kini 'teman sepermainanku' ini telah jadian dan menikah dengan teman kuliahku dulu itu.

Setelah perjalanan waktu cukup lama berputar, aku tahu dari kedua orang tuanya, bahwa pada saat 'teman sepermainanku' ini sakit yang dulu itu, justru teman kuliahku lebih perhatian, dia datang kerumah 'teman sepermainanku' sambil bawa CD lagu yang lagi nge-hits yakni Surat Cinta Untuk Starla dari Virgoun, yang membuat hati 'teman sepermainanku' tersanjung sangad, mungkin itu yang membuatnya kembali sehat dan tambah cant... --gak tak terusno ah, bojone wong liyo kok dibahas. perih bro!-- 

Kembali kecerita suasana rapat...

Pada saat bosku masuk ruang rapat, untuk kesekian kalinya dari beberapa waktu ini aku melihat gelagat yang tidak biasanya, wajahnya seperti diliputi permasalahan. aku sendiri tidak tahu, apakah permasalahan kantor / persiapan audit ISO OHAS 18001 atau ada masalah keluarga, sekali lagi aku tidak tahu dan tak perlu menduga-duga.

Sambil berdiri bosku membuka rapat, baru sekitar sepuluh detik bosku membuka rapat, tiba-tiba teleponnya genggamnya berbunyi, masih dalam kondisi berada ditempatnya bosku menjawab telepon yang masuk, sementara kami perserta rapat hanya memperhatikan saja. Dalam pembicaraan yang terbuka itu sempat terdengar kata-kata dengan lawan bicaranya bosku ini adalah : pramuka, bumi perkemahan, kaliurang dan diantar sopir, tanpa kami tahu apa yang terjadi. Kemudian sambil menutup telepon genggamnya bosku melanjutkan rapat pada pagi itu, tanpa tahu dan tak perlu tahu apa maksud pembicaran bos ditelepon baru saja.

Satu jam berlalu, semua persiapan audit telah selesai, suasana rapatpun bernuansa lebih rilex, hal ini ditandai dengan mulai banyaknya wajah-wajah peserta rapat yang ceria yang diselingi candaan dan nikmatnya makanan ringan pagi itu. Karena aku rasa sudah cukup, maka aku ijin ke bosku untuk pamit kembali ke kantor cabang yang ada disisi utara kota Yogyakarta tepatnya di jalan kaliurang.

Aku memang harus segera kembali ke kantor cabang karena di cabang itupun juga akan dilakukan audit yang sama, sehingga persiapan dicabang itupun harus aku persiapkan dengan baik pula. " Bos, Saya ijin kembali ke kantor cabang." kataku. "Ya" itulah jawaban yang aku harapkan tapi kurang nyaman didengar, kembali hatiku bertanya-tanya, apakah semalam bosku salah makan?, bahkan aku merasakan disitu tersirat ada amarah. tapi aku coba menghibur diri sambil berkata dalam hati "Ah.. mungkin itu hanya perasaanku saja".

Sekitar pukul 08.30 WIB aku sampai dikantor cabang di jalan Kaliurang. Selama sekitar satu jam aku larut dalam rutinitas, namun yang sedikit menyita energi dan perhatian adalah persiapan Audit ISO OHAS 18001. Kepenatanku memaksaku untuk istirahat sebentar. biasanya waktu istirahatku aku habiskan dengan keliling semua ruangan untuk melakukan kontrol setiap aktivitas pekerjaan dan jika ada hal-hal yang perlu diselesaikan segera agar operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Namun saat itu, entah kebetulan atau bagaimana. Disaat melepas kepenatan itu aku sempatkan berdiri ke arah luar gedung hanya sekedar melepas kepenatan dengan memandang lalu lintas yang lewat didepan kantorku. Kebetulan posisi ruanganku berada di lantai dua dan penghadap ke jalan raya sehingga aku bisa melihat dengan jelas kearah luar karena ruanganku dibatasi oleh dinding kaca.

View dari lantai II melihat kearah luar / jalan

Sambil berdiri aku perhatikan satu-persatu setiap kendaraan yang lewat dari dalam ruanganku, sesekali aku perhatikan bagaimana kinerja petugas SATPAM yang bertugas menjaga parkir bisa berjalan dengan semestinya. Hingga tanpa aku sadari, mataku tertuju pada sebuah mobil Alphard warna hitam dari arah utara berhenti tepat didepan kantorku.

Sekejap kemudian nampak dari kejauhan pintu kaca mobil tersebut diturunkan dan nampak sang sopir memanggil satpam kantorku. Dari situ aku baru menyadari bahwa yang aku lihat adalah sopir perusahaanku yang ternyata sedang mengantar istri sibos ke tempat tertentu. Dan aku jadi teringat pembicaraan Bos pada saat menerima telepon diacara rapat tadi. sepertinya jika disambung maka dapat disimpulkan bahwa orang yang di dalam mobil itu adalah sopir perusahaanku yang mengantar istri sibos ke bumi perkemanahan di kawasan Kaliurang.

Bersamaan dengan mendekatinya satpamku ke arah mobil tersebut, nampak kaca mobil belakang dibuka oleh seorang wanita yang ternyata benar istri si bos sambil mengeluarkan bungkusan berupa tas kresek warna putih yang diterima oleh satpam.  Sejurus kemudian, kaca mobil tersebut ditutup kembali dan melanjutkan perjalanan ke arah selatan.

" Pak, ini jadah tempe dari pak sopir kantor pusat, sepertinya pemberian dari bu bos" kata satpamku sambil menunjukkan bungkusan tas kresek warna putih. " Untuk siapa?" tanyaku, " Maaf Pak, saya tidak tahu dan tadi tidak ada pesan ini untuk siapa Pak" jawab satpamku. " Okelah, ditaruh saja di ruang makan, nanti saya tanyakan ke bos. makanan itu tititpan untuk bos atau bagaimana" itu instruksi yang aku berikan pada satpamku. "Siap pak" kata satpamku sambil keluar membawa bungkusan berisi makanan menuju ruang makan.

Tidak lama berselang sekitar lima belas menit. Aku keluar ruanganku menuruni anak tangga menuju lantai satu. Tiba-tiba disitu aku berpapsan dengan bosku, rupanya secara tiba-tiba bosku melakukan sidak dikantor cabang. Kami sempat ngobrol sebentar walaupun aku masih merasakan suasana hati si bos masih belum cerah, masih nampak diliputi permasalan.

Obrolan kami sempat terhenti saat aku dan bosku masuk ke ruang makan dan bosku melihat bungkusan tas kresek warna putih ada diatas meja dan bosku bertanya " Ini apa? dari mana?" kebetulan satpamku yang membawa kresek putih itu masih diruang makan menjawab, " Itu jadah tempe mbah Carik pemberian bu bos, tadi saya yang menerima. selanjutnya bagaimana bos? mohon petunjuk?" mendengar kata-kata itu bos ku tidak menjawab langsung namun justru mengarahkan pandangannya ke arah wajahku dengan tatapan matanya yang memerah penuh amarah mirip salah satu lambang partai politik di Indonesia.

Saat itu aku hanya terdiam dan  bertanya-tanya dalam hati, Apa salahku?, Apakah dipikir jadah tempe dari istrimu itu spesial untukku?. Lho.. Kok?. Ealah... Sejurus kemudian bosku menjawab dengan ketus "Dibagi saja!".




***

Oalah Jum.. Jum... Ngerti enggak sih?, Gara-gara jadah tempe Mbah Carik-mu kabeh malah dadi gak karu-karuan.... tapi selalu ada kata maaf untukmu !.

Ya Allah.... Ampuni dosa-dosaku !!

















Selasa, 05 September 2017

GROJOG-AN SEWU 20 TAHUN LALU

Pagi itu, hari Minggu 7 September 1997 tepat 20 tahun yang lalu. Aku bersama teman-teman kantor main ke taman Wisata Grojogkan Sewu, Tawang Mangu, di kabupaten Karanganyar Jawa tengah. Solo. Tawang mangu adalah lokasi wisata air terjun yang berada dilereng Gunung Lawu dengan ketinggian air terjun 81 meter, Nama Grojogjan sewu ( Seribu air terjun ) konon karena banyaknya air terjun yang jatuh dan menyebar di area air terjun. Di lokasi wisata tawang mangu selain air terjun juga terdapat arena bermain untuk keluarga, termasuk kolam renang. Sementara itu, tawang mangu juga memiliki kuliner yang khas yakni Sate Kelinci. ( kelinci? hik hik hik... )

Kami berangkat dari Jogja sekitar pukul 7 pagi menggunakan kendaraan roda empat yakni Izusu Phanter warna putih yang merupakan mobil inventaris / opersional perusahaan. Pesertanya waktu itu sebanyak sebelas orang, yakni : Aku, Haryanto, Ro'id, Nunuk, Heny, Yayuk / Zarimah, Yenny, Bu Lisa, Eli, Yatik dan satu lagi aku lupa nama & orangnya. Sedangkan Rahma berangkat / nyegat dari rumahnya di Klaten. 

Yang ( masih ) aku ingat waktu itu adalah ada sedikit emosi yang mestinya tidak perlu namun dalm kesempatan ini rasanya perlu aku ungkapkan, toh kejadiannya sudah lama dan biar menjadi 'cerita masa laluku', pertama, saat aku mulai menyalakan mesin kendaraan, seperti biasa aku cek semuanya termasuk kaca spion dan saat aku menyetel kaca spion belakng tampak ada wajah yang 'membuang muka alias mlengos' kata orang jawa. dalam hati aku sempat bergejolak sampai sebegitunyakah diriku hingga harus mencuri-curi pandang? kok sepertinya ndak begitu dech!. Yang kedua adalah ( mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada sdr Eli ) saat itu aku sempat 'mengingatkan' dengan sedikit berteriak kepada sdr Eli untuk duduk di kursi belakang.karena tidak mau duduk di kursi belakang karena Eli adalah peserta yang paling muda dan setidaknya ( menurut aku ) harus lebih menghormati yang lebih senior lah... tapi mungkin aku terkesan leaby ya? tapi bagaimana ya? aku diajari bapak ibuku untuk selalu menghormati orang lain khususnya yang lebih tua dari kita.

Perjalanan telah memasukki kota Klaten tepatnya di daerah Ceper dan disini mulai muncul masalah, yakni ternyata semua orang didalam mobil tidak tahu rumahnya sdr Rahma yang sudah janjian akan ikut rombongan dengan 'mencegat' dari depan rumahnya. akhirnya kami putar balik dan sampailah di depan terminal Penggung, disitu, di utara jalan atau didepan terminal saat itu ada Wartel ( saat itu belum ada HP yo ) dan kami telepon sdr Rahma, kemudian kami diberi ancer-ancer / pathokan rumahnya. dan yang masih aku ingat ( untuk yang ke tiga kalinya ) adalah saat mulai jalan dari wartel tersebut kami semobil sempat nyani bareng lagunya Slank - Foto dalam dompetmu.

Terminal Panggung Klaten, Dulu di pojok-an itu ada wartel.

Perjalanan memasuki daerah Delanggu Klaten, Setelah melewati pasar Delanggu, tibalah kami di pertigaan Pakis, lalu kami belok kanan menuju arah Solo Baru. Kira-kira 10 KM perjalanan, akhirnya kami bisa berjumpah dengan Rahmawati yang saat itu menunggu ( nyegat : Bahasa jawa ) di sekitar tempat tinggalnya yang berada dekat sekali di perbatasan antara Kalten dengan Solo.

Di badug ( semacam pagar yg berfungsi juga sebagai tempat dudk ) ini lokasi 'Cegatan'nya hehehe...


bersambung..............




















Sabtu, 19 Agustus 2017

ULTAH 20 TAHUN 'BERSAMA' CAK NUN

Edisi : 20 th di Jogja


Aku terjaga dari tidur tiba-tiba, aku lihat jam dinding menunjukkan pukul 01.30 WIB. Astagfirulloh.... bukankah aku sudah memasang alarm di HP ku pukul 00.00 WIB. Aku langsung bergegas menuju kamar mandi untuk ambil air wudhu. Setelah itu aku ganti pakaian untuk menunaikan sholat Tahajud plus witir. tak banyak rakaat yang aku kerjakan karena aku harus buru--buru untuk menghadiri acara 'mocopat syafaat' bersama Cak Nun dan Kiai Kanjengnya. 

Sekitar pukul 02.00 WIB aku meluncur ke lokasi pengajian Cak Nun ang berada sekitar 5 kilometer arah selatan tempat tinggalku. Setelah sekitar 15 menit perjalanan menembus dingainnya malam, aku sudah tiba dilokasi, lokasinya sendiri berada di tengah perkampungan yakni masuk gang yang tidak terlalu lebar. Sepeda motor aku parkir dengan ,tarifnya sebesar 3 ribu per-roda dua tapi mau ngasih lebih juga boleh hehehe... 

Aku menyusuri jalan dengan berjalan kaki menuju lokasi pengajian, sepanjang perjalanan nampak banyak sekali penjual kopi yang sekedar menjajakan makan dan minuman didepan rumah atau teras rumah warga. Ada juga lapak-lapak dadakan yang menjual peci, kaos atau buku karya Cak Nun. Sampai dilokasi terdapat layar proyektor berukuran besar dan sound system yang cukup besar. Hal tersebut di sediakan 'panitia' karena memang jumlah jamaah yang hadir benar-benar membludak. Maklum acara tersebut berpusat di halaman sekolah TK dan jamaahnya membludak hingga puluhan meter diluar lokasi utama.

Pengajian ini sebenarnya dimulai sekitar pukul 8 malam dan diakhiri sekitar pukul 4 pagi menjelang sholat subuh. Namun karena besok pagi aku masih harus kerja, maka sejak awak aku niatkan untuk hadir selepas jam 12 malam walau akhirnya 'blandang' dingga pukul setengah dua. Tapi aku masih bersyukur bisa bangun dan hadir di acara tersebut, karena acara tersebut digelar setiap bulan pada tanggal 17 malam.

Sejak beberapa hari, aku sudah berniat untuk hadir dalam acara Cak Nun, selain untuk mengikuti pengajian juga untuk 'memperingati ulang tahunku yang ke 20 di Jogja', sekaligus berkeinginan mencium tangan beliau sebagai bentuk penghormatanku kepada para ulama dan ditambah beberapa hari sebelumnya aku bermimpi bertemu beliau. Sekitar pukul 4 pagi acara di tutup dengan doa, selanjutnya banyak jamaah yang antri untuk bersalaman dengan Cak Nun dan itu termasuk, dan alhamdulliah aku bisa mewujudkan niatku untuk mencium tangan beliau. Amiin.... Alfatiha!.











Suwun Cak Nun ... salam kagem mbak Novia, kulo dados kelingan judul lagu 'asmara'. 

Jumat, 18 Agustus 2017

HARI PERTAMA DI JOGJA

edisi 20 th di Jogja


Hari ini adalah hari pertama aku bekerja di Jogja dan.......

Satu kata :  P e r i h  !...








Mungkin beberapa lirik lagu ini bisa bertutur  :

" Kau bukan dirimu lagi, 
   kau bukan yang dulu lagi.
   Kini kusadari sayang, 
   kau bukan dirimu ". Dewi Yull, Kau ukana dirimu

"  Aku juga masih punya perasaan
   Kalau ... tak cinta, kalau ... tak sayang
   Janganlah kau katakan pada semua orang
   Biar sudah benci cukup di dalam hati". Hamdan ATT, Bekas pacar
Tak percaya 'ku yang t'lah terjadi Tercabik hati ingin meronta Haruskah aku mengemis cinta ". Novia Kolopaking, Asmara 
" Aku bukan pengemis cinta ....  Persetan dengan cinta  Persetan dengan janji  Kalau harus menyakiti ". Jhonny Isakandar, Aku bukan pengemis cinta













HARI TERAKHIR DI SURABAYA

edisi : 20 th di Jogja

Adzan subuh berkumandang dari mushollah dekat rumahku. Segera Aku bangun dan menuju musholah yang kebetulan jaraknya sangat dekat rumahku. Selesai sholat, aku sempatkan untuk tidur lagi, rasanya kantuk masih menggelayut dimataku, maklum semalam aku 'menggelar' acara tirakatan 17-an sekaligus perpisahaan 'pindahan ke Jogja' bersama teman-teman kampung sampai sekitar jam dua dini hari. Acaranya hanya alakadarnya saja, kopi dan rokok adalah menu wajib, Kami hanya duduk ditikar sambil mendengarkan musik yang aku putar melalui tape recorder, beberapa kaset / lagu yang aku punya ( saat itu masih jamannya pita kaset ) kami putar, salah satu lagu / kaset yang masih aku ingat dan diputar berulang ulang malam itu adalah lagunya Stingky - mungkinkah, saking seringnya (mungkin karena lagunya enak ) sampai-sampai kasetnya diminta oleh temanku , padahal lagu / kaset itu adalah hasil aku minta ke 'teman'ku. intinya minta terus diminta hahaha....

Sekitar pukul tujuh pagi akau bangun dan mandi. selanjutnya aku menuju makam almarhum ayahku untuk 'berpamitan'. Ayahku disemayamkan tahun 1994, makam tersebut berjaraknya sekitar satu kilometer dari rumahku. Dimakam tersebut selain dimakamkan Ayahku, juga ada makam kakak perempuannku yang meninggal saat itu berusia sekitar  6-7 hari, juga ada makam kakak laki-lakiku yang meninggal diusia sekitar 40 hari. semoga Allah SWT memberikan tempat yang terbaik bagi mereka : Ayah, Saudara, tetangga, dan seluruh almarhum yang dimakamkan ditempat itu dan seluruh makam yang ada di dunia. amiiin... Al-fatihah!.

Selepas sholat dhuhur, setelah berpamitan ke Ibu dan saudara-saudaraku aku berangkat menuju ke Jogja. Saat itu aku hanya membawa pakaian harian dan kerja yang volumenya hanya sebesar satu kotak kardus bekas wadah kertas continues form. Aku berangkat ke stasiun Gubeng naik sepeda motor Astrea Star, Sesampai distasiun aku langsung menuju tempat paket pengiriman barang 'Herona Expres' untuk memaketkan sepeda motor yang aku bawa ke Jogja. Sepeda motor tersebut adalah milik perusahaan yang nantinya aku pakai sebagai kendaraan operasional untuk mendukung pekerjaanku sebagai seorang marketing. Sekitar jam satu siang, sahabatku sekaligus rekan kerjaku datang menemuiku untuk melepas kepergiaanku menuju Jogja. Sahabatku itu datang karena beberapa hari sebelumnya dia berkomitmen untuk datang ke stasiun, dia bernama Rudi Harto, pria kelahiran Campur darat Tulungagung - Jatim. Jaman itu, setiap pengantar masih diperbolehkan untuk mengantar penumpang masuk ke dalam ruang tunggu pemberangkatan, kami ngobrol selama hampir dua jam karena kereta Sancaka yang mengantarku ke Jogja sesuai jadwal akan berangkat jam tiga sore. Aku masih ingat, saat aku buka dompet, saat itu uangku tinggal Rp. 26.000,- dan saat itu tanggal 17 sedangkan gajian tanggal 28 maka aku kuatir tidak cukup untuk makan sampai 'hari gajian tiba', untuk itu tanpa sungkan aku sempat 'pinjam uang' sebesar Rp. 50.000,- dari sahabatku ini, dengan harapan aku tetap bisa hidup sampai tanggal 28 hehehe...

Tak terasa waktu telah menunjukkan hampir pukul tiga sore, petugas stasium memberi informasi via pengeras suara agar semua calon penumpang KA Sancaka untuk masuk ke gerbong kereta. Untuk terakhir kalinya aku menjabat tangan dan meminta maaf atas semua hal yang pernah aku lakukan pada sahabatku ini. Tak kusangka, temanku ini justru tidak menjawab, namun aku lihat di kedua pelupuk matanya mengeluarkan air mata sambil menepuk-nepuk pundakku. ( hik hik hik.... pingin nangis juga!! ). Setelah itu, aku masuk kedalam gerbong kereta api dan mencari tempat dudukku. Kerata mulai berjalan pelan meninggalkan satsiun, aku lihat dari jendela kaca, Rudi sahabatku itu masih setia berdiri samping gerbang yang aku naikki sambil melambaikan tangannya, dia terus tersenyum membalas setiap lambaian tanganku, namun matanya masih tampak sembab oleh air mata perpisahan. Ini tulus!!!.    

Dalam perjalanan, masih ingat keseruan tentang sahabatku ini, Dialah dan aku adalah sosok seorang 'guru yang gagal',  bagamana tidak, dialah yang mengajariku merokok namun aku tak pernah menemukan nikmatnya merokok, saat itu rokoknya A Mild hijau. sedangkan aku pernah ngajari minum jamu pegel linu menggunkan telok ayam kampung mentah, namun justru dia munta sejadi-jadinya meskipun saat minum jamu hidungnya telah ditutup dengan kedua jari tangannya dengan alasan amis!. hahaha.... Hal lain, meskipun aku telah meminjam uang Rp. 50.000,- namun gitarku yang merek Genta seharga Rr. 425.000,- itu masih 'dibawa' oleh sahabatku ini, jadi kalau salah pikir-pikir, sebenarnya aku masih rugi Rp. 375.000,- hahaha....

Salam kangen sahabatku Rudi...


















Rabu, 16 Agustus 2017

MALAM TIRAKATAN 17-an, MALAM TERAKHIR DI SURABAYA

edisi : 20th di Jogja

Bila ku ingat saat itu, tanggal 16 Agustus 1997 adalah malam terakhirku di kota Surabaya sebelum pindah / merantau / hijrah ke kota Yogakarta. Selepas sholat Isya' seperti malam tahun-tahun sebelumnya, dikampungku selalu diadakan malam tirakatan dalam rangkah memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Acara di adakan di sepanjang gang kampung dengan beralaskan tikar. Acara dimulai dengan sambutan ketua RT dan ditutup dengan doa, yang dipimpin oleh seorang modin / pemuka agama dan diakhiri dengan makan bersama dengan cara tukar menukar makanan yang telah dibawa oleh masing-masing warga. 

Selain tirakatan, Ada yang aku ingat tentang peristiwa besar dalam kehidupanku malam itu, yaitu tentang 'alasan kepindahanku ke Jogja' paska terbitnya surat tugas dari perusahaan untuk bertugas di posisi baru di cabang baru. Selepas sholat Maghrib dari mushola yang jaraknya sangat dekat dengan rumah orang tuaku. Untuk terakhirnya aku pamitan sekaligus meminta doa restu Ibuku, orang tua satu-satunya yang masih hidup, sedangkan ayahku sudah tiga tahun sebelumnya dipanggil oleh Allah SWT. Saat aku berpamitan, terpancar rasa berat dari raut wajah Ibuku, bagaimana tidak, saat itu ayahku telah meninggal dan kebutuhan sehari-hari ditopang pensiunan ayahku yang seorang purnawirawan TNI AL berpangkat PELTU, sedangkan ke dua kakakku, masih berproses membina rumah tangga yang relatif baru sehingga harus banting tulang mencari ridho ilahi untuk menghidupi keluarganya. Praktis ( syukur alhamdulillah ) aku harus mengambil posisi sebagai penyangga ekonomi keluarga membantu setidaknya membiayai sekolah adik-adikku.

Saat itu Aku sampaikan kepada ibuku, bahwa kepindahanku / merantau / hijrah ke Jogja ini Aku niatkan, yang pertama adalah berhijrah, ( maaf ) rasulullah pun berhijrah dengan berjuang dan berkorban untuk 'sesuatu' yang lebih baik. Belum lagi ( maaf ) kultur budaya ( tidak semua ) masyarakat Surabaya yang relatif lebih keras dan lain-lain itu membuatku kurang simpatik. Yang kedua adalah menjalin silaturahmi dengan keluarga almarhum Bapakku, kebetulan Almarhum Bapakku bersal dari daerah Kuningan Jawa Barat dan secara geografis Jogja berada di tengah tengah tengah antara Surabaya dan daerah Kuningan Jawa Barat, jadi aku harus mengambil posisi tengah-tengah yang bisa menjadi penghubung / wakil keduanya. Apalagi jika disambungkan dengan HR. Abu Dawud & Ibnu Majah, yg di sahihkan oleh Ibnu Hibban, " Suatu saat kami pernah berada di sisi Rasulullah 'alaihi wa sallam. Ketika itu ada datang seseorang dari Bani salimah, ia berkata, " Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbhakti kepada kedua orang tuaku ketika mereka telah meninggal dunia?" Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, " Iya masih tetap ada bentuk berbhakti pada keduanya, ( bentuknya adalah ) mendoakan keduanya, memeinta ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim ( kekerabatan ) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak pernah terjalin dan memuliakan teman dekat keduanya."

Untuk lebih meyakinkan Ibuku, aku juga menambahi argumentasiku dengan berkata, " Maaf Ibu, lambat atau cepat kita pasti akan berpisah, dan kematian adalah yang pasti akan memisahkan kita, untuk itu anakmu ini mohon doa restunya". Saat itu ibu hanya menjawab dengan menganggukkan kepala sebagai tanda ( insyallah ) restu beliau. Aku menghela nafas legas, kemudian ibuku berpesan kepadaku, " Jangan lupa selalu bersyukur, banyak bersabar, dan jangan tinggalkan sholat / berdoa. Hidup jangan dibuat susah, kalau kamu susah, jangan terlalu dipikir, makan saja yang banyak,". kalimat terakhir itu membuatku geli, ternyata Ibuku juga bisa ngelawak. Ha ha ha ....

Tak terasa terdengar suara adzan Isya', bersamaan dengan itu, ketiga adikku perempuan yang kembar, yang saat itu masih berumur 9 tahun atau kelas 3 SD datang menghampiriku sambil berkata, " Niku sinten mas?, mirip kale Nunung Srimulat!." sambil menunjuk lembaran phas photo seorang wanita ukuran 20 R yang tergeletak diatas meja tamu tempat aku dan ibuku berbicara. " Oo.. itu 'teman'nya mas dadang", " Salam nggih?" kata semua adikku kompak sambil ngeloyor pergi cekikik-an. Melihat itu, Ibuku sambil mencolek tanganku sambil menunjuk ke photo itu juga ikut bertanya dengan penasaran, " Iku terusanne yok opo?", 
" Begini Buk, selain hal-hal tadi, dalam mengawali hidup baru saya, maka saya harus menata sejak awal khususnya hubungan saya dengan Dia, Saya sudah memberanikan diri untuk mengatakan 'suka', namun dia 'menolak' dan hanya mengajak 'berteman' saja, itu tidak masalah, lumrah!, semua sudah jelas dan insyaallah lebih 'terang benderang' setidaknya dalam mengawali hidup di Jogja tidak terjadi lagi kesalahan yang sama seperti saat di Surabaya". Mendengar jawaban itu, Ibuku hanya tersenyum. Ibuku menanyakan hal ini karena beliau pernah saya 'curhati' tentang seorang wanita yang secara terang-terangan menyatakan 'suka' padaku namun dengan berat hati aku 'menolak', hingga akhirnya ia kecewa dan aku tidak mau hal itu terjadi padanya -- orang yang mirip Nunung Srimulat kata adikku--.



Note :

Untuk adikku kembar, maaf ya dik 'salamnya' tidak pernah tersampaikan, maafkan masmu.... hik hik pingin nangis!.




Selasa, 15 Agustus 2017

SURAT UNTUK dik SRI

edisi : 20 th di Jogja


Dik Sri,
Apa kabar? semoga kabarmu baik-baik saja, amiin...

Aku masih ingat betul, kapan saat aku mengucapkan ketertarikanku pada dik Sri. Dan saat Aku tahu jawaban dik Sri bahwa kita 'berteman saja' bagiku itu hal yang lumrah saja. Bahasa kerennya 'itu adalah resiko perjuangan' dan aku mesti harus siap. Kata orang, laki-laki menang milih dan perempuan menang nolak, sedangkan posisiku sudah jelas, maksudku jelas ditolak!. hahaha... 

Waktu terus berlalu, hingga dugaanku 'sepertinya' benar. Kamu mengambil keputusan menolakku karena ada yang mempengaruhimu, dan Dia adalah temanmu, teman kita. Mungkin ini yang namanya 'salah memilih teman'. Mengapa salah?. ya.... karena teman yang kau dengar pendapatnya agar kau menolakku justru dia sendiri yang menaruh hati padaku. Lucu ya?......

Berikut ini isi suratnya !!!


Yogya, 16 Des '97
00.10 WIB

Ass wr wb,
Emas cayank,
         Hallo lagi ngapain? Tentunya lagi baca ya. Mas, masku kan yg paling cakep, paling macho, paling baik hati & paling segala2nya....ngerayu nih ye! se-kali2 khan nggak apa2 ya ( sering juga boleh khan?!!?)
     Aduh panggilnya koq emas ya rasanya udah umum gitu khan lebih enaknya aku panggilnya Yayang aja ya biar mesra.... gitu... Pasti saat ini Yayang lagi ketawa ya? dan itu paling aku suka & terakhir  (  walau  saat  ini  ngomomnga  dalam  hati pasti bilang ... GOMBAL ... ). Gini lho yang, kan besuk sore Yayang nganter ibu L ke stasiun, aku ngikut pura2nya nganterin tapi setelah itu kita nganterin orang yang belum tahu Yogya dan dia pengen piknik ke Parang Tritis + Kaliurang walau cuma bentar2. Yayang mau khan tolongin aku...please... help me dear... Janji deh ntar kalau capek tak pijiti tapi cuman jentik'ane aja hi...hi....hi... Ditanggung ilang cakepnya...lho...lho... nggak mau khan pasti takut ilang khan... Atau hadiahnya pika-piki ya deh ntar malemnya aja begitu tarik selimut pasti dapat, tapi kalau selimutnya nggak ditarik ya nggak dapat. Jangan khawatir akimodasi gratis!. Tapi Yayang diem2 aja supaya lainya nggak tahu & nggak ngiri. Makanya aku ngomongnya pun lewat surat.
           Kalau ada usulan tulis surat aja biar nggal nyolok. Apa yayang nggak pengen lihat lagi rodanya dokar yang mluntir itu  hi...hi.... Kamu tambah cakep lho Yang kalau ketawa....swear nggak ngegombal aku. Gimana doktermu udah beres semua, aku doain sukses ya dan jadi yang paling di Jogja malah kalau bisa di seluruh Pxxxxxx.  Udahan ya Yang sampai ketemu disurat berikutnya."Met bekerja & sun sayang.

Wass
Your's




































Dik Sri... 
Ada cerita menarik dibalik surat itu.

Suatu sore di bulan Maret  tahun 1998. Seorang wanita -- yang kini telah jadi istriku -- datang ke tempat kosku. Dia datang masih menggunakan baju seragam kerja, sepertinya dia baru pulang dari lembur dikantor. Aku menemuinya setelah pintu kamarku diketuk oleh bu Hadi sang pemilik kosku, sedangkan saat itu posisiku kebetulan sedang santai sambil mendengarkan radio.

Aku temui wanita itu, aku persilahkan dia duduk dikursi yang ada di teras / ruang tamu. Dia tidak bicara apa-apa, wajahnya bersedih, dia hanya diam sambil sesekali menyeka air matanya yang menetes, kedua jari tangannya di mainkan nampak dengan penuh kejengkelan yang sangad. " Ada apa? " Tanyaku padanya, dan diapun hanya terdiam dan terus menyeka air matanya. 

Setelah aku anggap keadaan sudah membaik, setelah dia menumpahkan air matanya dan setelah dia menumpahkan kejengkelannya, akupun mengulangi pertanyaanku kepadanya, " Ada apa? ". Sambil menunduk dia menjawab, " Mengapa begitu berat hubungan ini, Aku sudah berusaha sabar dan sabar namun aku selalu dipersalahkan. semua orang dipengaruhinya, semua pekerjaanku menurutnya salah semuanya tidak ada yang benar, Apalagi......." Sampai pada kalimat tersebut, suaranya terhenti sejenak sambil sesenggukan. lalu dia melanjutkan kalimatnya. " ..... Apalagi aku ( merasa ) dituduh merebut sampean dari orang lain."  selesai mengatakan hal itu, dia kembali sesenggukan.

Mendengar hal yang disampaikannya itu aku sudah mengerti mengapa dan oleh siapa dia diperlakukan seperti itu. ya dia adalah your's sang penulis surat diatas sekaligus atasan dari wanita yang datang ke kosku itu. Aku berdiri meninggalkan wanita itu tanpa permisi, karena aku merasa itu adalah masalah mudah. Aku menuju kamarku, kemudian aku ambil surat dari mbak your's yang aku simpan di lemari baju dan aku serahkan ke wanita tersebut. Tidak ada kata yang aku ucapkan hingga wanita itu paham sendiri apa sebenarnya yang terjadi. Setelah membaca surat tersebut dia pulang dengan tanpa air mata. 

Dik Sri...
Itulah cerita menarik tentang surat itu, surat itu bisa menyelesaikan masalah tanpa aku harus berkata-kata. 


               





















Kamis, 27 Juli 2017

RAMADHAN BERSAMA 'ANAK PEREMPUAN KECIL (KU)'

Sebut saja namanya Ma**ida atau panggil saja Ida . Ida adalah seorang anak kecil berusia sekitar tujuh atau delapan tahun namun fisiknya masih seperti anak TK, Ida juga sekaligus tetangga dikampungku yang ( maaf ) kebetulan termasuk anak yang 'berkebutuhan khusus'. Secara fisik ia tumbuh normal seperti anak-anak sebayanya namun sepertinya secara mental saja Ida memerlukan perhatian khusus. Dan alhamdulilah Ida termasuk adalah anak yang sholeha seperti pada umumnya anak-anak dikampungku. Setiap sholat fardhu ia selalu hadir untuk menunaikannya. termasuk seperti saat memasuki bulan Ramadhan ini.

Sekitar lima belas menit sebelum masuk waktu sholat Isya', aku bergegas dengan berjalan kaki menuju masjid Darussalam yang berada dikampungku. Di lapangan bulu tangkis dekat masjid masih ramai anak-anak TPA sedang menikmati buka puasa bersama seperti tahun-tahun sebelumnya selama sebulan penuh. Sesampainya dimasjid seperti biasa aku menuju ke tempat wudhu untuk menggambil air wudhu ( walaupun ada hadist yang mensunnahkan untuk berwudhu dari rumah ) sekaligu mengececk kebersihan kamar mandi dan tempat wudhu agar nyaman digunakan dan terhindar dari najis.

Setelah berwudhu aku masuk kedalam masjid untuk sholat sunnah Tahiyatul Masjid, selesai sholat alarm di masjid berbunyi yang menandakan waktunya masuk sholat Isya'. Sejurus kemudian akupun mengambil mikrophone untuk mengumandangkan Adzan Isya'. Selesai adzan akupun menunaikan sholat sunnah rawatib Qobliyah dua rakaat. Selesai sholat menjelang iqomat aku isi dengan dzikir, tahlil dan tahmid serta istigfar. Pun tepat sepuluh menit dari waktu masuk sholat, alarm masjid kembali berbunyi, akupun kembali mengambil mikrophone untuk mengumandangkan iqomat sebagai tanda waktu sholat segera dimulai. Jumlah jamaah sangat banyak, hingga khusus pada bulan Ramadhan ini jamaah sholat Isya' dan Tarawih dibagi dua. Orang / jamaah dewasa dilantai utama / lantai satu sedangkan anak-anak dikhususkan dilantai 2 masjid untuk menunaikan sendiri sholatnya secara terpisah dengan orang dewasa dan diawasi / dibimbing oleh 'darteen' atau semacam karang taruna.

Sholat Isya'pun dimulai, semua jamaah tampak khusu' dalam beribadah, Sholat ini berlangsung sebanyak empat rakaat. Selesai sholat, dilanjutkan dengan ceramah singkat atau kultum ( kuliah tujuh menit ). Para penceramah tarawih biasanya diisi oleh warga kampungku sendiri dan sekali tempo di isi mubalig dari luar, bahkan ramadhan ini ( dalam salah satu malamnya ) diisi oleh syech dari Palestina. Sekaligus untuk menggalang dana bagi perjuangan saudara-saudara kita disana.

Setelah kultum, dilanjutkan dengan sholat tarawih. Sholat kali ini pun berlangsung sangat khusu', karena situasi dan kondisi sangatlah mendukung. Situasi bisa berlangsung khusu' karena adanya 'pemisahan' jamaah dewasa dan anak-anak. Sedangkan kondisi sangat bagus karena lampu, pengeras suara dan AC serta karpet sajadah sangatlah nyaman sekali.

Pada saat sholat Tarawih memaasuki rakaat ke enam, Tiba-tiba Ida yang berada di shaff didepan ku pindah dan berdiri disamping kiriku dan sedikit 'mengusir' jamaah yang ada di samping kiriku. Selama pelaksanan sholat tarawih ia mengikuti semua gerakkan yang ada. Dan beberapa kali Ida anak yang masih sangat kecil itu bersandar dan memeluk tangan ku seperti umumnya seorang anak perempuan sebayanya  yang bermanja-manja dengan bapaknya. Dan beberapa kali, pada saat posisi tahiyat / menggerakkan jari telunjuk keatas, maka Ida selalu menyentuh dan menurunkan jari telunjukku. hehehe.. itu berlangsung selama tarawih. Pun setiap selesai salam, aku dan Ida selalu melakukan ritual 'tos' atau sekedar saling menempelkan kedua jempol tangan kami tanda kompak hehehe..

Ternyata 'kemesraan ini' bukan hanya berlangsung saat sholat saja namun berlanjut sampai acara 'ndarus' / tadarusan  pasca sholat terawih. dan ini berlangsung beberapa hari.  

Hingga aku mencoba mengambil Ibrah / hikmah, bahwa : Ramadhan ini ( sepertinya ) Allah SWT telah 'menghadirkan' anak perempuan kecil(ku) dalam kehidupan ini walau sesaat. Hingga Aku bisa dan dapat merasakan seolah-olah 'punya' anak perempuan. Semoga ini buah dari rasa syukurku dan keikhlasan kepada Allah SWT atas titipan tiga orang anak yang semuanya laki-laki.

# Alhamdulillah...
# Astaqfirulloh...                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              









...












Sabtu, 10 Juni 2017

PERTEMUAN YANG MENYESAKKAN DADA


Siang itu udara terasa panas, sinar matahari menyengat kulitku namun aku tetap terus melaju dengan sepeda motorku kearah selatan kota Yogyakarta menuju Rumah Sakit Panembahan Senopati di kabupaten Bantul DIY. Motorku melaju meliak-liuk dan sedikit zik-zak diantara kendaraan disepanjang jalan menuju rumah sakit, aku harus buru-buru karena informasi yang aku dapat adalah ada salah satu kawanku saat ini sedang dirawat dirumah sakit, karena kecelakan lalu lintas akibat bertabrakan dengan truk. Informasi yang aku terima, sampai saat ini kawanku belum sadarkan diri karena kemungkinan ada benturan dikepala.

Pukul 11.15 WIB aku tiba dipelataran rumah sakit. Motor aku parkir dan segera bergegas menuju ruang ICU. Sesampai diruang ICU aku langsung menuju keruang perawat untuk menanyakan kondisi & perkembangan terakhir kawanku. Ada perasaan lega dalam hatiku bahwa saat ini kawanku telah dipindah keruang perawatan biasa sejak pagi tadi pasca visite dokter, itu artinya kondisinya telah membaik tidak separah yang aku dengar. Aku pun bergegas menuju ruang Flamboyan yang diperuntukkan bagi pasien penyakit dalam dan syaraf.

Saat ini aku berada persis di depan ruang 1002 dan dipintu masuk ruang terdapat nama pasien beserta nama dokter yang merawatnya. Aku ketuk pintu ruangan  tersebut, didalamnya aku melihat kawanku yang sedang berbaring dan ditemani seorang wanita yang tidak lain adalah ibunya. Aku sempat bersalaman dengan ibu kawanku yang terlihat tegar menerima musibah ini dan Aku pun memberanikan diri untuk medekati kawanku yang sedang tidur akibat pengaruh obat yang diberikan oleh dokter dirumah sakit tersebut. Aku pandangi dirinya dan aku sangat bersyukur bahwa teranyata kondisi kawanku ini baik-baik saja dan tidak seperti yang aku kuatirkan.

Sayup-sayup terdengar kumandang adzan dhuhur, aku berpamitan dan langsung menuju masjid yang ada di komplek rumah sakit. Setelah selesai sholat aku berinisiatif untuk makan siang di kantin rumah sakit, maklum saat ini memang waktunya makan siang. Aku masuk ke kantin rumah sakit yang cukup luas, aku duduk di sisi kiri kantin, sengaja aku tidak mengambil makan terlebih dahulu namun aku memilih duduk santai dimeja yang kosong karena aku teringat ada laporan yang harus segera Aku kerjakan. Aku keluarkan laptopku dari dalam tasku.

Ketika Aku sedang asyik dengan laptopku tiba-tiba Aku kedatangan seorang wanita yang sangat Aku kenal, Dia membawa piring berisi tempe penyet ditangan kirinya  dan segelas teh panas ditangan kanannya. Siapa wanita itu?. Ya, dia adalah mantan terindah-ku, Anisa namanya, aku tahu dia memang bekerja dirumah sakit ini sebagai seorang perawat. Dan uniknya Aku dan dia meski berada dalam satu kota namun aku sangat jarang atau bahkan tidak pernah bertemu. Memang kami sepakat untuk mengakhiri hubungan kami, aku beritikad kuat untuk tidak pernah dan tidak mau menemui dia lagi. Hal ini aku lakukan demi menjaga perasaan pasanganku agar tidak terluka, karena aku tahu bagaimana rasanya 'sakit' dikhianati cinta. glodak!.

“ Ini aku bawakan untuk sampeyan ” Kata Anisa, mengawali pembicaraan kami. Aku tersenyum melihatnya, bahwa Anisa masih ingat betul menu kesukaanku.

“ Bagaimana kabarmu?” Aku mulai membuka pembicaraan.

“ Alhamdulillah baik Mas ” Jawab Anisa singkat.

“ Kabarnya Bapak, Ibu, Suami dan Anak-anakmu?”. Tanyaku lagi.

“ Alhamdulillah, semua kabarnya baik Mas”. Jawab Anisa lagi.

Mendengar jawaban itu akupun ikut senang mendengarnya. Disela-sela pembicaraan, aku sempat memperhatikan wajahnya dan nampak bekas kaca mata di pangkal hidungnya yang mancung itu,

“ Kamu sekarang pakai kaca mata?” Tanyaku.

“ Bukan Mas, ini bekas kaca mata jalan saja agar ketika dijalan mataku bisa terhindar dari debu”. Jawabnya dengan semangat dan panjang lebar. 

Tanpa aku sadari rupanya Anisa pun juga memperhatikan aku terus, hingga akhirnya akupun memintanya untuk tidak menatapku seperti itu sebab tatapan mata itu membuatku kuatir dapat melambungkan khayalku ke langit dan selanjutnya melemparkan diriku kedasar jurang yang amat dalam. Dan itu sakit!.

Tanpa terasa waktu sudah berjalan sekitar setengah jam. Aku pun sambil berdiri mengucapkan kata pamit, karena aku tahu, Anisa juga harus bekerja dan Aku harus pulang untuk segera merampungkan laporanku dikantor. Namun, Anisa tetap duduk di kursinya sambil memainkan jari-jarinya dengan selembar tisue yang ada di meja makan. Akupun kembali duduk di kursiku, Aku melihat diwajahnya ada sesuatu yang nampak berat jika Aku harus pergi. Anisa hanya diam dan tidak menatap wajahku.

Ada yang mengganjal dalam hatiku,  Apa yang terjadi?. Apakah ada kata-kataku yang menyakita hatinya?. Sepertinya tidak!.  Aku pun terpaksa menunda beberapa menit untuk beranjak dari kursi, namun tetap tidak ada kata-kata yang keluar sepatah katapun dari mulut kami, kami hanya diam seribu bahasa. Hingga akhirnya Anisa dengan kata-kata yang terasa berat berkata seperti bertanya namun pertanyaan yang tidak tuntas,” Mas… ?“. Itulah kata terakhir yang keluar dari mulutnya. lalu aku perhatikan air matanya menetes di kedua pipinya, lalu diusapkan dengan selembar tisue. Dan.... Anisa pergi begitu saja meninggalkan diriku sendiri. Sementara aku hanya bisa diam terpaku menatapnya pergi meninggalkanku hingga menghilang dibalik tembok ruangan rumah sakit.

Aku beranjak dari kursi menuju parkiran sepeda motor. Setelah perlengkapan sepeda motor aku kenakan, akupun kembali ke kantor dan sengaja melewati jalanan yang dulu pernah Aku dan Anisa lewati bersama. Jalanan itu masih seperti dulu, masih diliputi persawaan dan kebun tebu. Perjalanan makin lama dan panjang, namun pertemuan yang tidak disengaja itu masih membayang-bayang disepanjang perjalanan. Dipikiranku mulai bercampur aduk tak karuan, mengapa bisa begini? Mengapa dia menangis?. Mengapa bisa begitu?. Apakah dia tidak bahagia?. Apakah semua ini salahku?. Bukankah dia yang….???. bla..bla..bla...

Semua pertanyaan-pertanyaan itu terus dan terus mengiang-ngiang ditelingaku sepanjang perjalanan, hingga akhirnya semua jadi berubah. Nafasku mulai terasa sesak dan aku mulai susah bernafas, Dadaku terasa berat seperti ada beban berat sekitar 50 kg yang menimpa dadaku ini. Motor yang aku kendarai mulai oleng dan tak terkendali bahkan hampi-hampir menabrak orang yang akan menyeberang jalan. Dan orang yang akan  Aku tabrak itu berkata, “ Mas, bangun mas, Sahur besok puasa..!.”

Oalah... ternyata itu hanya mimpi dan ternyata beban berat yang menyesakkan dadaku adalah istriku. Pantes antep, karena memang begitulah cara istriku biasanya jika membangunkan aku dari tidur  jika aku sulit dibangunkan. Hehehe….










Memorysahur hari15ramadhan1438h